
SEPUTARBANYUMAS.COM – Siapa bilang belajar matematika harus membosankan dan penuh tekanan? Di Perpustakaan Daerah Cilacap, suasana justru sebaliknya. Setiap hari Senin sore, ruang baca yang biasanya tenang kini berubah menjadi kelas penuh semangat dan gelak tawa anak-anak sekolah dasar yang antusias mengikuti kelas matematika gratis.
Program ini merupakan inisiatif dari Dinas Arsip dan Perpustakaan (Arpus) Kabupaten Cilacap sebagai upaya membantu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Dari pukul 15.00 hingga 16.45 WIB, anak-anak diajak belajar matematika dasar dengan metode yang menyenangkan dan praktis. Tidak ada tekanan, tidak ada hukuman, yang ada hanya semangat belajar bersama. Metode jarimatika dan penggunaan sempoa jadi andalan dalam membantu siswa memahami konsep penjumlahan, perkalian, dan pembagian.
“Kami membuka kelas matematika khusus untuk anak-anak usia sekolah dasar, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Program ini sepenuhnya gratis tanpa biaya apapun,” ujar Kepala Dinas Arpus Cilacap, Achmad Fauzi, Sabtu (19/7/2025).
Tak sekadar duduk dan mencatat, anak-anak diajak belajar dengan metode yang lebih menyenangkan. Sempoa dan jarimatika (metode berhitung menggunakan jari) menjadi alat utama pengantar materi dasar seperti penjumlahan, perkalian, dan pembagian.
“Materi yang kami berikan mencakup hitungan dasar seperti perkalian dan pembagian menggunakan metode jarimatika serta bantuan sempoa,” jelas Fauzi.
Uniknya, Dinas Arpus tak berjalan sendiri. Mereka berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk menjaring siswa yang nilai matematikanya masih perlu ditingkatkan. Untuk tahap awal, prioritas diberikan kepada anak-anak di wilayah kota agar lebih mudah menjangkau lokasi dan tidak terbebani biaya transportasi.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para orang tua. Bukan hanya karena metode pengajarannya yang unik dan menyenangkan, tetapi juga karena mereka tak perlu mengeluarkan biaya untuk les privat yang biasanya cukup mahal.
“Program ini tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi keluarga,” tambah Fauzi.
Dengan keberhasilan awal ini, Arpus Cilacap berharap program serupa bisa diperluas ke wilayah lain. Inisiatif ini membuktikan bahwa perpustakaan bisa menjadi lebih dari sekadar tempat membaca, namun juga bisa menjadi pusat perubahan sosial dan pendidikan.
Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tak mungkin Cilacap menjadi contoh nasional bagaimana lembaga pemerintah bisa terlibat aktif dalam membentuk generasi cerdas tanpa membebani orang tua.
“Dengan basis matematika yang kuat sejak dini, diharapkan mereka akan lebih siap menghadapi materi-materi lanjutan ketika memasuki jenjang pendidikan berikutnya,” tutup Fauzi.

 
 
 
 
 
 
 