
SEPUTARBANYUMAS.COM – Bayar pajak biasanya identik dengan antrean panjang dan suasana serius. Namun tidak di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Di sana, kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) justru menjadi pesta rakyat yang meriah, penuh warna budaya dan nuansa gotong royong. Tradisi ini dikenal dengan nama Bobok Bumbung.
Memasuki tahun ke-9 pelaksanaan, Bobok Bumbung bukan sekadar kegiatan administratif, melainkan sebuah perayaan yang ditunggu-tunggu warga. Ribuan orang dari berbagai RT di desa itu berkumpul, mengenakan pakaian adat Jawa seperti beskap dan kebaya. Mereka mengarak bumbung (bambu yang berisi tabungan untuk membayar pajak) mengelilingi desa, dengan iringan musik tradisional dan jolen sebagai wadah simbolik.
Setelah diarak, bumbung kemudian “dibobok” atau dibuka, dan hasil tabungan diserahkan langsung kepada Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman. Tahun ini, total pajak yang terkumpul mencapai lebih dari Rp256 juta, sebuah angka yang mencerminkan tingginya kesadaran warga terhadap kewajiban pajak.
Kepala Desa Pesanggrahan, Sarjo, menyebut bahwa kegiatan ini tak hanya menjadi bentuk pelunasan pajak, tapi juga menjadi momen pelestarian budaya lokal. “Acara ini kami kemas dengan berbagai kegiatan seni dan hiburan rakyat. Mulai dari fun run, sarasehan, pertunjukan kuda kepang, seni cowong, hingga tari buto dari Temanggung sebagai puncaknya,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).

Selain itu, dalam rangkaian Bobok Bumbung tahun ini juga dilakukan pencanangan Desa Wisata Pesanggrahan dengan nama Kampung Prapen. Hal ini menandai langkah besar desa dalam mengembangkan potensi wisata berbasis budaya.
“Harapan ke depannya untuk kegiatan ini bisa berjalan, lestari dalam kegiatan ini, karena event tahunan, dengan kemasan yang mungkin acara yang setiap tahun kita inovasi dari masyarakat, contoh sekarang ada tampilan dari masing-masing RT yang bisa menghibur, jadi tontonan untuk masyarakat,” imbuhnya.
Bupati Syamsul menyampaikan apresiasi atas ketaatan warga dalam membayar pajak dan inovasi desa dalam mengemasnya. “Kegiatan ini sangat baik, dan kita akan dorong ke depan. Apa yang memang desa-desa berinovasi seperti Pesanggrahan ini ada festival budaya, seni, terus kemudian ada nilai kebersamaan, ketaatan membayar pajak,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah kabupaten siap memberikan dukungan, mulai dari infrastruktur, pelatihan manajemen desa wisata, hingga upaya memasukkan Bobok Bumbung ke dalam kalender resmi pariwisata Cilacap.
Tradisi Bobok Bumbung membuktikan bahwa ketaatan terhadap kewajiban negara bisa dipadukan dengan kekayaan budaya. Desa Pesanggrahan berhasil menunjukkan bahwa perayaan lokal bisa menjadi magnet pariwisata sekaligus penggerak ekonomi desa. Sebuah inovasi desa yang tak hanya unik, tapi juga sarat makna.

 
 
 
 
 
 
 