
SEPUTARBANYUMAS.COM – Sejumlah warga Desa Petir, Kecamatan Purwanegara langsung curhat terkait kondisi jalan rusak saat bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana melakukan kunjungan ke desa tersebut.
Curhat warga ini dilakukan karena kondisi jalan yang ada di Dusun Krinjing, Desa Petir sudah sangat memprihatinkan, terlebih akses jalan tersebut merupakan simpul ekonomi dan pendidikan bagi warga setempat.
Adanya kunjungan bupati ini dimanfaatkkan oleh masyarakat untuk menyampaikan keluhannya secara langsung, seperti yang diungkapkan Suparyo, warga Desa Petir ini meminta agar bupati Banjarnegara segera melakukan perbaikan jalan tersebut. Sebab saat ini, kondisi jalan sudah sangat membahayakan.
“Kalau rusaknya sudah lama, bahkan saat kemarau seperti ini jalan berdebu, aspalnya sudah mengelupas, batu juga banyak bermunculan, bahkan sudah banyak pengendara sepeda motor yang jatuh,” katanya.
Harapan perbaikan jalan ini juga disampaikan oleh siswi SMK HKTI asal Dusun Krinjing, akibat kondisi jalan rusak tersebut, dia sudah beberapa kali jatuh saat berangkat maupun pulang sekolah.
“Saya sering jatuh kalau lewat sini, padahal tiap hari harus lewat jalan ini ke sekolah,” katanya.
Untuk itu, warga berharap pemerintah maupun DPRD memberikan perhatian pada ruas jalan tersebut, sehingga harapan warga memiliki jalan yang mulus dan baik dapat terwujud.
Pada kesempatan tersebut, bupati juga melakukan tinjauan langsung pada jalan rusak yang dikeluhkan warga tersebut, terlebih kondisi jalan ini banyak dikeluhan masyarakat khususnya warga Desa Petir ini.
Bupati Amel mengatakan, ruas jalan yang dikeluhkan warga ini memiliki panjang sekitar 6,6 kilometer, dimana terdapat sejumlah kerusakan serta lubang di beberapa titik, tak hanya itu sebagian aspal jalan juga sudah mengelupas, sehingga membutuhkan penanganan cepat agar mibilitas warga berjalan dengan lancar.
“Kami sudah melihat langsung, memang benar kondisi jalan sudah rusak, terlebih ruas jalan Petir-Krinjing yang rusak ini menjadi akses utama warga,” katanya.
Dikatakannya, jalan rusak tersebut merupakan simpul perekonomian dan pendidikan warga, dimana banyak para pelajar di wilayah tersebut mengakses jalan tersebut, termasuk para petani dalam membawa hasil bumi.


