
SEPUTARBANYUMAS.COM – Barang bekas bisa menjadi sebuah karya yang unik dan memiliki nilai jual tinggi jika berada di tangan yang tepat, seperti baralon bekas ini, ditangan warga binaan Rutan Banjarnegara, paralon bekas berhasil disulap menjadi karya seni yang memiliki nilai jual tinggi.
Di tangan AG, warga binaan Rutan Banjarnegara, paralon bekas ini disulap menjadi wayang dengan aneka ukuran dan bentuk yang disesuaikan dengan tokoh pewayangan yang ada, mulai dari Semar, Gatot Kaca, hingga tokoh lainnya.
Tak hanya itu, melalui kreativitas yang dimilikinya, AG memanfaatkan waktu dalam Rutan Banjarnegara untuk terus berkarya, bahkan dia mengakui sudah terarik dalam dunia menggambar sejak kecil, namun dia terpaksa harus menjalani masa tahanan akibat kesalahan yang pernah dibuatnya.
Meski begitu, kreativitasnya tidak berhenti meski harus berada di balik jeruji besi, dengan bimbingan petugas Rutan Banjarnegara, AG berhasil mengembangkan jiwa seninya dengan membuat wayang paralon.
Menurut AG, pembuatan wayang paralon ini awalnya mendapatkan arahan dari petugas Rutan, setelah melakukan diskusi, akhirnya tercetus untuk memanfaatkan paralon bekas ini menjadi wayang. “Paling sulit itu saat membuat dan memotong detail gambar serta pengecatan,” katanya.
Pembuatan wayang paralon ini dimulai dengan memotong dan memanaskan paralon menjadi sebuah lempengan, setelah itu paralon tersebut dibikin bola gambar wayang dan dipotong sesuai dengan pola yang diinginkan.
“Untuk satu wayang ukuran sedang membutuhkan waktu pengerjaan dua sampai tiga hari, bagian paling sulit itu saat motong dan pengecatan pola. Semakin kecil gambar yang dibuat, maka semakin sulit pengerjaanya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Rutan Banjarnegara Dodik Harmono mengatakan, wayang paralon karya warga binaan ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian yang dilakukan oleh Rutan Banjarnegara, dimana sesuai dengan Undang-undang tentang pemasyarakatan, ada dua program pembinaan bagi warga binaan, yakni pelayanan dan pembinaan.
“Untuk pelayanan, tentu kami memberikan pelayanan bagi warga binaan, mulai dari kesehatan serta lainnya, sedangkan untuk pembinaan meliputi pembinaan kepribadian dan kemandirian, dan pembuatan wayang ini bagian dari pembinaan kemandirian,” katanya.
Menurutnya, sesuai dengan Perundangan yang ada, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan Rutan terhadap warga binaan. Sebelum pembinaan dilakukan, ada assessment awal, dimana pada tahapan awal ini petugas menggali minat dan bakat dari setiap warga binaan. Data awal ini sangat penting sebagai dasar lanjutan untuk melakukan pembinaan kemandirian setiap warga binaan.
“Karena sarana yang terbatas, maka tidak semua minat bakat warga binaan tersalurkan, namun ada skala priorotas, termasuk pembinaan kemandirian dengan membuat aneka kerajinan dan keterampilan, termasuk membuat wayang paralon,” katanya.
Dikatakannya, saat ini wayang paralon terus dikembangkan di Rutan Banjarnegara, tidak hanya sebagai hiasan dinding, saat ini wayang paralon karya warga binaan ini juga sudah sampai dijadikan sebagai gantungan kunci, hingga hiasan meja kerja.

 
 
 
 
 
 
 