
SEPUTARBANYUMAS.COM – Suasana Alun-Alun Cilacap dipastikan bakal memanas pada Selasa (10/6/2025) sore! Pemerintah Kabupaten Cilacap kembali mengajak warga untuk menyatukan semangat lewat acara nonton bareng (nobar) pertandingan bergengsi antara Timnas Indonesia melawan Jepang, yang akan disiarkan langsung pukul 17.35 WIB melalui videotron raksasa.
Pertarungan sengit ini bukan hanya soal adu taktik di lapangan, tapi juga momen kebersamaan dan cinta tanah air. Ribuan pasang mata diprediksi akan tumpah ruah di pusat kota, menyatu dalam satu dukungan Garuda. Namun, di balik euforia ini, ada ultimatum penting dari panitia. Warga diminta menjaga kebersihan selama dan setelah acara berlangsung.
Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, mengingatkan masyarakat untuk tidak mengulangi kejadian serupa pada nobar sebelumnya, saat Timnas Indonesia bertanding melawan China.
Kala itu, antusiasme penonton berbanding terbalik dengan kesadaran lingkungan. Usai acara, Alun-alun Cilacap dipenuhi sampah plastik, sisa makanan, dan botol minuman, meninggalkan kesan buruk di tengah momen yang seharusnya membanggakan.
“Kita agendakan untuk nonton bareng Timas melawan Jepang di Alun-alun Cilacap, untuk sama-sama mendukung pasukan Garuda menjadi juara. Tapi jangan lupa, buang sampah pada tempatnya,” tegas Syamsul.
Menurutnya, dukungan terhadap sepak bola nasional tak hanya berhenti pada teriakan dan yel-yel. Bentuk dukungan sejati juga tercermin dari perilaku masyarakat, termasuk menjaga kebersihan lingkungan saat kegiatan bersama. Ia pun mengajak warga menjadikan pengalaman sebelumnya sebagai pelajaran penting.
“Ini bukan sekadar nobar, ini bentuk semangat memperbaiki wajah sepak bola Indonesia. Kita ingin PSCS Cilacap juga bangkit. Dan itu dimulai dari hal sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarangan,” lanjutnya.
Pemkab berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan sepak bola, tetapi juga menjadi simbol budaya sportif dan bertanggung jawab. Dengan harapan, semangat mendukung Timnas Indonesia dapat sejalan dengan semangat menjaga lingkungan. Sebab, cinta sepak bola seharusnya tidak melukai wajah kota sendiri.


