
SEPUTARBANYUMAS.COM – Pemerintah diminta terus bahu membahu menurunkan angka stunting di Jawa Tengah. Pasalnya, persoalan stunting ini terkait dengan kesehatan ibu dan anak serta kesiapan Indonesia menghadapi bonus demografi.
Ketua DPRD Jateng, Sumanto mengatakan stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
“Kita beberapa kali ikut mensosialisasikan upaya mengurangi angka stunting di masyarakat dengan menggandeng Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang memiliki program Bangga Kencana,” katanya, Selasa (20/5/2025).
Menurutnya, stunting juga berkaitan dengan persoalan kemiskinan yang masih terjadi pada sebagian masyarakat Jateng. Ada beberapa indikator kemiskinan yang menjadi parameter.
Yakni tidak memiliki jamban, tidak memiliki sumber air minum, tidak memiliki sambungan listrik, rumah kategori tidak layak huni, individu yang berisiko stunting, dan anak yang tidak sekolah usia 7 hingga 18 tahun.
Ia menyebut ada sejumlah faktor utama penyebab stunting yang perlu diwaspadai oleh masyarakat. Beberapa di antaranya yaitu ibu hamil kekurangan asupan gizi, pola makan tidak seimbang, dan perawatan tak memadai setelah melahirkan.
“Masih banyak orang tua yang salah kaprah. Mereka mengira anak pendek karena faktor genetik, padahal genetik hanya menyumbang sebagian kecil. Yang utama adalah kecukupan gizi dalam jangka panjang,” ujarnya..
Ia juga menambahkan, anak yang bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami ciri-ciri stunting secara medis, seperti pertumbuhan yang melambat, penurunan berat badan drastis, dan gangguan perkembangan.
Ketua DPRD Jateng itu mendesak agar pemerintah desa, kader kesehatan, dan pihak sekolah turut aktif melakukan edukasi gizi dan pola asuh yang tepat kepada masyarakat.
“Kita harus bergerak bersama. Mulai dari lingkungan keluarga, tenaga kesehatan, hingga lembaga pendidikan harus berperan untuk mencegah stunting sejak dini,” tuturnya.
Ia pun berharap semua pihak semakin sadar akan pentingnya peran gizi seimbang, sanitasi layak, dan layanan kesehatan yang merata sebagai kunci utama untuk melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.


