
SEPUTARBANYUMAS.COM – Transformasi SDM, efisiensi fiskal, ketahanan pangan, serta sinergi antarwilayah menjadi bagian penting sebagai pondasi pembangunan ke depan. Hal ini disampaikan Bupati Purbalingga, Fahmi M Hanif dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, di Pendapa Dipokusumo, Kamis (15/5/2025).
Menurutnya, RPJMD disusun dengan mempertimbangkan kondisi riil daerah, termasuk keterbatasan fiskal, tantangan geografis, hingga peluang bonus demografi yang akan dimiliki Purbalingga dalam lima tahun ke depan.
“SDM kita itu ulet, teliti, tekun, dan nggak neko-neko. Ini adalah potensi yang bisa kita optimalkan. Ini juga yang menjadi alasan kenapa industri seperti bulu mata palsu, rambut palsu, garmen, hingga perajin logam bisa tumbuh kuat di Purbalingga,” ujarnya.
Dengan begitu, maka diperlukan konsistensi peningkatan kualitas dan daya saing SDM, agar bonus demografi tidak justru menjadi beban di masa depan. Namun sebaliknya sebagai potensi yang mendukung arah pembangunan di Purbalingga.
Selain itu, bupati Fahmi juga menyingung terkait percepatan program prioritas nasional seperti Koperasi Merah Putih. Saat ini dari 224 desa yang ada di Kabupaten Purbalingga, baru 138 desa yang menyelesaikan Musdes pembentukan koperasi, artinya masih ada 86 desa yang belum menyampaikan jadwal pelaksanaan.
“Saya minta Camat dan dinas terkait segera kawal pembentukan Koperasi Merah Putih. Jangan tunda-tunda lagi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Purbalingga Herni Sulasti mengatakan, ada bonus demografi di Kabupaten Purbalingga, dimana usia produktif (15-64 tahun) pada lima tahun ke depan memberikan peluang ketersediaan tenaga kerja yang melimpah, dan ini menjadi pertanda perekonomian dalam keadaan berkembang.
“Modal dasar kedua, kita memiliki lima produk unggulan daerah yang harus kita kelola dan optimalkan dengan baik. Yakni objek wisata, sapu glagah, gula kelapa, ikan hias, dan knalpot,” kata dia.



