Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara melakukan penguatan sub klaster kesehatan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat respon cepat terhadap potensi krisis kesehatan akibat bencana.
Kegiatan yang dilakukan di The Pikas Artventure Banjarnegara 30-31 Oktober ini merupakan bagian dari tindak lanjut penetapan status siaga darurat bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Penguatan sub klaster kesehatan DKK Banjarneagra bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ini, menjadi satu langkah strategis memperkuat koordinasi lintas sektor. Terutama di bidang kesehatan, terutama bagi daerah rawan bencana seperti Banjarnegara.
75 Peserta Ikut Pelatihan Kesiapsiagaan DKK Banjarnegara
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh 75 peserta yang merupakan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, DKK Banjarnegara, Dinkes Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan Kebumen. Hadir pula perwakilan Balkesmas Ambarawa dan seluruh Puskesmas se-Kabupaten Banjarnegara.
Dalam pelatihan ini, para peserta mendapat pembekalan tentang sistem koordinasi penanggulangan bencana, pengelolaan Health Emergency Operation Center (HEOC), hingga konsep dasar pelaksanaan Table Top Exercise (TTX).
Tak hanya teori, peserta juga mengikuti simulasi penanganan bencana tanah longsor, sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat yang sering terjadi di wilayah Banjarnegara.
Apresiasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng
Kepala DKK Banjarnegara, dr. Latifa Hesti Purwaningtyas, mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi situasi darurat.
“Kegiatan ini sangat penting karena Banjarnegara merupakan salah satu daerah dengan risiko bencana yang cukup tinggi. Melalui pelatihan ini, kami berharap Tim Gerak Cepat (TGC) dapat lebih sigap dan terkoordinasi saat menghadapi kondisi darurat di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Pusat Krisis Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Haris, mengapresiasi kegiatan yang menjadi satu inovasi baru di bidang kesiapsiagaan kesehatan yang dilakukan oleh Banjarnegara, sehingga langkah ini patut dicontoh oleh daerah lain.
“Luar biasa, kegiatan ini sangat inovatif dan menjadi yang pertama di tingkat dinas kesehatan kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Harapannya, kegiatan serupa bisa diterapkan di daerah lain,” katanya.
Koordinator Lapangan kegiatan, Yon Setiyawan, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk memastikan kesiapan tenaga kesehatan di daerah rawan bencana.
“Kami ingin memastikan seluruh unsur kesehatan dapat bergerak cepat, terkoordinasi, dan siap menghadapi setiap krisis yang mungkin terjadi,” katanya.
Sinergi Kesehatan dan Kebencanaan
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara, Aji Piluroso, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan DKK Banjarnegara ini.
Sebab langkah DKK Banjarnegara ini, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanganan bencana sekaligus memperkuat sinergi lintas sektor antara bidang kesehatan dan kebencanaan.
“Melalui Penguatan Sub Klaster Kesehatan Tahun 2025, diharapkan kerja sama lintas sektor semakin solid dalam menghadapi berbagai potensi krisis kesehatan. Upaya ini menjadi langkah nyata menuju terwujudnya Banjarnegara yang tangguh, sehat, dan siap siaga menghadapi bencana,” katanya.



