
SEPUTARBANYUMAS.COM – Kampung Ilmu Serayu Network merupakan mitra binaan dari PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Mrica yang fokus pada konservasi dan edukasi lingkungan.
Bahkan, keberadaan Kampung Ilmu Serayu Network yang terus melakukan kampanye konservasi lingkungan kini sudah menjadi pioneer dalam gerakan konservasi dan edukasi lingkungan di Banjarnegara.
Sebagai mitra binaan dari PT Indonesai Power UBP Mrica, keberadaan Serayu Network yang berdiri sejak tahun 2003 ini menjadi bagian penting dalam masalah konservasi, bahkan saat ini Serayu Network sudah menjadi kawasan edukasi lingkungan terpadu yang tidak hanya fokus pada pelestarian alam, tetapi juga pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Maman Fansyah, Pengelola Serayu Network Banjarnegara mengatakan, Kampung Ilmu Serayu Network merupakan pilot project dari PT PLN Indonesia Power UBP Mrica dalam pemanfaatan lahan milik Indonesia Power UBP Mrica untuk memiliki nilai guna yang lebih luas, tentunya pemanfaatan ini juga harus berdampak dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Tak heran, keberadaan Serayu Network Banjarnegara kini menjadi kawasan percontohan bagi gerakan yang dilakukan lintas komunitas dan lembaga dalam masalah konservasi, yang mana tujuannya adalah untuk menyelamatkan dan melestarikan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
“Banyak program yang dilakukan oleh Kampung Ilmu Serayu Network, mulai dari pemberdayaan masyarakat sekitar yang berwawasan lingkungan, peternakan kambing, penanaman tanaman hijauan, pakan ternak, hingga pelatihan sistem pertanian terpadu,” katanya.
Kampung Ilmu Serayu Network sendiri dibangun atas empat pilar utama yang saling terintegrasi, yakni mulai dari peternakan kambing perah sebagai sumber bahan baku organik, bank pupuk, yang mengolah limbah peternakan menjadi pupuk organik berkualitas, bank pakan, dengan mengembangkan silase dari tanaman hijauan seperti indigofera dan kaliandra, serta pembibitaan tanaman konservasi yang digunakan untuk penghijauan di sepanjang DAS Serayu.
“Sinergi antar pilar ini membentuk ekosistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan, produktif, dan berkelanjutan,” katanya.
Pada tahun 2024, Kampung Ilmu Serayu Network memperluas inovasi lingkungan dengan memanfaatkan sedimentasi dan eceng gondok menjadi produk bernilai ekonomis. Eceng gondok dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pupuk organik, sementara sedimentasi digunakan sebagai media tanam alternatif, menciptakan solusi kreatif dari permasalahan lingkungan.
Kampung Ilmu kini menjadi rujukan edukasi lingkungan yang banyak dikunjungi oleh pelajar dari berbagai tingkat pendidikan dan kelompok tani dari Banjarnegara maupun luar kabupaten. Dengan fasilitas belajar lapangan, para pengunjung dapat memahami secara langsung praktik pertanian berkelanjutan, konservasi DAS, hingga pemanfaatan limbah dan sumber daya alam secara bijak.
“Kami percaya bahwa solusi lingkungan yang kuat, harus dimulai dari masyarakat sendiri. Melalui kolaborasi bersama PLN Indonesia Power UBP Mrica, kami mewujudkan kawasan edukasi yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi lokal, dan kearifan masyarakat setempat,” katanya.



