SEPUTARBANYUMAS.COM-Menghadapi meningkatnya intensitas hujan dan potensi bencana, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menetapkan Status Siaga Darurat Bencana, khususnya untuk bencana tanah longsor, angin kencang, cuaca ekstrem, dan banjir.
Penetapan status ini diumumkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar pada Rabu (29/10/2025) malam di Peringgitan Rumah Dinas Bupati Banjarnegara. Status tersebut akan berlaku selama 215 hari, mulai 29 Oktober 2025 hingga 31 Mei 2026, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Banjarnegara Nomor 300.2/871 Tahun 2025.
Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana menegaskan bahwa keputusan ini merupakan langkah cepat pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana yang meningkat akibat perubahan cuaca ekstrem.
“Penetapan status ini didasarkan pada sejumlah pertimbangan, termasuk informasi dari BMKG mengenai tingginya curah hujan sejak Oktober, kajian BNPB tentang potensi patahan tanah dan sesar aktif, serta laporan kejadian bencana di beberapa wilayah,” kata Bupati Amalia.
Beberapa wilayah yang tercatat mengalami bencana meliputi Desa Beji (Pandanarum), Desa Karangnangka (Pagentan), Desa Ratamba dan Penusupan (Pejawaran), serta longsor di talud SMP Satap Desa Tlagawera. Selain itu, kerusakan pondasi jembatan di Desa Karekan (Pagentan) turut menjadi indikator penting perlunya status siaga darurat.
Koordinasi Lintas Sektor Jadi Kunci Penanganan
Rakor penetapan status ini dipimpin langsung oleh Bupati Amalia Desiana dan dihadiri Wakil Bupati H. Wakhid Jumali, Sekda Indarto, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti BPBD, DPUPR, Dinsos PPA, Dinkes, Dinkominfo, Satpol PP, Kesbangpol, dan perwakilan PMI Banjarnegara.
Dalam arahannya, Bupati Amalia menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi antarinstansi agar penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan efektif.
“Rapat ini penting agar kita tidak bergerak sendiri-sendiri. Harus ada koordinasi yang kuat antarinstansi supaya penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat, tepat, dan terukur,” tegasnya.
Instruksi Asesmen Cepat dan Pembentukan Tim Khusus
Untuk memperkuat kesiapsiagaan, Bupati Amalia memberikan instruksi kepada BPBD Banjarnegara untuk segera melakukan asesmen lapangan di daerah-daerah rawan bencana.
“Asesmen ini penting agar kita tahu langkah apa yang harus dilakukan, bagaimana penanganannya, serta apa saja kebutuhannya. Semua harus berbasis data agar rencana tindak lanjutnya tepat sasaran,” katanya.
Bupati juga mendorong pembentukan tim khusus atau grup kerja kebencanaan yang fokus membahas, memantau, dan menindaklanjuti persoalan bencana agar respon pemerintah lebih cepat dan terarah.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Amalia mengajak seluruh elemen, mulai dari pemerintah kecamatan, desa, relawan, hingga masyarakat luas, untuk bersinergi dalam upaya penanggulangan bencana.
“Keberhasilan tanggap darurat hanya bisa dicapai jika semua pihak terlibat aktif dan berkelanjutan. Masyarakat harus merasakan kehadiran pemerintah dalam situasi darurat,” ujarnya.
Wujud Kesiapsiagaan Banjarnegara Hadapi Cuaca Ekstrem
Rakor penetapan status siaga darurat ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi Banjarnegara dalam membangun sistem respons cepat, terintegrasi, dan kolaboratif terhadap potensi bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Langkah ini sekaligus memperkuat strategi Pemkab dalam penanggulangan bencana menyeluruh, mulai dari tahap pencegahan, tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana.
Dengan kesiapsiagaan yang matang, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara berkomitmen menghadirkan perlindungan maksimal bagi masyarakat di tengah ancaman cuaca ekstrem yang kian meningkat.
