
SEPUTARBANYUMAS.COM – Wajah kawasan Kota Lama Cilacap segera berubah drastis. Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tengah mempercepat pembangunan kawasan bersejarah tersebut agar bisa menjadi destinasi publik baru yang ikonik.
Dengan mengusung konsep heritage bergaya Malioboro Yogyakarta, proyek ini digadang-gadang bakal menghadirkan suasana klasik yang berpadu dengan sentuhan modern. Nantinya, kawasan ini tak hanya menjadi ruang publik bagi warga, tetapi juga magnet wisata baru yang menonjolkan identitas Kota Cilacap.
Kepala Dinas PUPR Cilacap, Wahyu Ari Pramono, mengatakan, sejak awal September pihaknya telah memulai pengerjaan tahap awal yang berfokus pada pembangunan Tugu Titik Nol Cilacap dan penataan trotoar di kawasan Jalan Ahmad Yani.
Lebih lanjut, untuk proyek tahap pertama ini menelan anggaran Rp5,6 miliar dari APBD Cilacap 2025. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam mempercantik wajah kota pesisir selatan Jawa itu.
“Pembangunan tahap ini mencakup trotoar di Jalan Ahmad Yani dan penataan kawasan heritage. Tugu titik nol nantinya bukan sekadar penanda, tetapi juga simbol kebangkitan wajah lama Cilacap. Tahap ini targetnya selesai pada Desember,” ujar Wahyu, Selasa (21/10/2025).
Tugu titik nol dirancang dengan gaya modern dan fungsi multifungsi. Selain menjadi penanda geografis, struktur ini juga akan berfungsi sebagai gardu pandang yang memungkinkan wisatawan menikmati panorama kota dari ketinggian. Desainnya menggabungkan elemen modern dan kolonial untuk memperkuat identitas visual kawasan heritage.
Selain pembangunan tugu, kawasan sekitar juga akan dilengkapi jalur pedestrian ramah pejalan kaki, bangku tematik, ruang terbuka hijau, dan arsitektur bergaya kolonial. Nantinya, jalur ini akan terhubung langsung dengan Stasiun Cilacap, serta gedung-gedung cagar budaya di sekitarnya, hingga alun-alun.
Proyek revitalisasi Kota Lama ini merupakan bagian dari rencana besar jangka panjang yang berlangsung hingga 2029. Setelah tahap pertama rampung, pemerintah akan melanjutkan dengan penataan Gedung Kesenian, Alun-Alun Cilacap, hingga kawasan Sentolokawat sebagai pusat kegiatan budaya dan ekonomi kreatif.
Pembangunan kawasan ini bukan sekadar mempercantik kota, melainkan juga untuk membangkitkan potensi ekonomi lokal melalui sektor wisata heritage. “Kami berharap kawasan ini menjadi magnet baru bagi wisatawan, sekaligus menghidupkan kembali ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Dengan wajah baru ini, Kota Lama Cilacap diharapkan tidak hanya menjadi ruang bersejarah, tetapi juga lahir kembali sebagai ikon wisata heritage pesisir selatan Jawa, simbol keterhubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan Cilacap.


