
SEPUTARBANYUMAS.COM – Pulau Nusakambangan tak hanya identik dengan penjara berkeamanan tinggi. Kini, wajah pulau yang dikenal sebagai “Alcatraz-nya Indonesia” itu mulai berubah seiring geliat program strategis pemasyarakatan berbasis produktivitas. Hal ini ditegaskan melalui kunjungan kerja Inspektur Jenderal Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), Yan Sultra Indrajaya, yang langsung meninjau sejumlah proyek unggulan di kawasan tersebut, Jumat (4/7/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pengawasan langsung atas pelaksanaan program strategis nasional di lingkungan pemasyarakatan, khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan aset negara dan penguatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan.
Yan Sultra disambut oleh Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Jawa Tengah, Mardi Santoso, beserta jajaran, termasuk para kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Nusakambangan. Turut hadir pula perwakilan dari PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), PLN, dan pejabat struktural dari Itjen Kemenimipas dan Sekretariat Jenderal Kemenimipas.
Salah satu sorotan utama kunjungan ini adalah proyek pembangunan pabrik batako FABA, yang memanfaatkan fly ash dan bottom ash (FABA) sebagai bahan baku ramah lingkungan. Pabrik ini tidak hanya ditujukan untuk produksi, tetapi juga akan difungsikan sebagai pusat pelatihan keterampilan kerja bagi warga binaan.
“Kami ingin memastikan bahwa program pembinaan ini tidak hanya sekadar kegiatan formalitas, tapi benar-benar menyentuh kebutuhan masa depan para warga binaan,” tegas Yan Sultra dalam sesi dialog bersama petugas.
Tak hanya itu, Yan Sultra juga meninjau proyek reklamasi lahan milik PT SBI, pembangunan jalan menuju kawasan tambak udang Bantar Panjang, serta fasilitas produktif lainnya seperti pabrik pupuk, peternakan sapi dan domba, peternakan ayam, balai latihan kerja (BLK), serta pusat pengolahan limbah dan sampah.
Fasilitas-fasilitas tersebut dirancang tidak hanya sebagai alat pembinaan kemandirian, namun juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi berbasis pemasyarakatan.
“Setiap proyek yang berjalan di sini adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan ekosistem pembinaan yang bermakna. Nusakambangan bukan hanya pulau untuk menjalani pidana, tapi juga tempat untuk membentuk harapan baru,” pungkas Irjen Yan Sultra.
Kunjungan ini menjadi simbol nyata keseriusan Kemenimipas dalam mengubah paradigma pemasyarakatan: dari tempat pembatasan menjadi ruang pembinaan dan pemberdayaan. Program produktif di Nusakambangan diharapkan menjadi model nasional bagi lapas-lapas lain di Indonesia.

 
 
 
 
 
 
 