
SEPUTARBANYUMAS.COM – Dalam upaya memperkuat kontribusi lembaga pemasyarakatan terhadap ketahanan pangan nasional, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah, Mardi Santoso, memberikan pengarahan dan penguatan kepada seluruh jajaran struktural pemasyarakatan se-Nusakambangan dan Cilacap. Kegiatan ini digelar di Aula Wismasari Lapas Batu, pada Kamis (31/7/2025).
Hadir dalam kegiatan tersebut para kepala Unit Pelaksana Teknis (Ka. UPT), kepala seksi, kepala sub seksi, hingga operator kegiatan kerja dari seluruh lembaga pemasyarakatan di wilayah tersebut. Fokus utama dalam pengarahan ini adalah percepatan pelaksanaan program ketahanan pangan serta penekanan terhadap pentingnya validasi data secara akurat dan bertanggung jawab.
Dalam sambutannya, Mardi Santoso menegaskan bahwa program ketahanan pangan yang tengah digiatkan bukan sekadar agenda rutin, melainkan menjadi bagian dari implementasi Asta Cita Presiden dan citra pemasyarakatan di mata nasional.
“Ketahanan pangan Nusakambangan adalah wajah pemasyarakatan kita yang dilihat langsung oleh pusat. Jangan anggap enteng validasi data. Ini bukan sekadar laporan, ini adalah bentuk pertanggungjawaban kita,” tegas Mardi.
Lebih lanjut, ia mendorong seluruh jajaran untuk aktif mempromosikan dan menguatkan branding ketahanan pangan Nusakambangan sebagai bagian dari kontribusi Jawa Tengah dalam skala nasional.
Usai pengarahan, kegiatan dilanjutkan dengan validasi data kegiatan oleh tim dari Kanwil Ditjenpas Jateng. Tim ini menelaah laporan dari masing-masing UPT, termasuk Lapas Kelas IIA Karanganyar. Berdasarkan hasil verifikasi, laporan Lapas Karanganyar dinyatakan lengkap dan sesuai dengan kondisi di lapangan, baik dari aspek luas lahan pertanian maupun data administratif.
Saat ini, Lapas Karanganyar menjalankan program ketahanan pangan secara mandiri, tanpa melibatkan pihak ketiga. Seluruh proses pertanian—mulai dari persiapan lahan, penanaman hortikultura, hingga pengelolaan kebun—dilakukan langsung oleh petugas dan warga binaan.
Namun, di balik pencapaian tersebut, terdapat sejumlah tantangan teknis yang dihadapi, seperti gangguan hama serta kerusakan dari satwa liar yang masuk ke area kebun.
“Kami terus mencari metode penanganan yang lebih efektif agar hasil pertanian bisa optimal,” ujar Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Karanganyar dalam dialog bersama tim Kanwil.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Lapas Karanganyar dan jajaran pemasyarakatan lainnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan. Selain sebagai bentuk pembinaan kemandirian bagi warga binaan, kegiatan ini juga memperkuat peran strategis lembaga pemasyarakatan dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.
Dengan pendekatan yang terarah dan dukungan penuh dari jajaran struktural, Nusakambangan diharapkan dapat menjadi percontohan keberhasilan program ketahanan pangan berbasis pemasyarakatan di Indonesia.

 
 
 
 
 
 
 