Seputar BanyumasSeputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Pencarian
  • Home
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Ikuti Kami
© 2025 Seputar Banyumas. All Rights Reserved.
Seputar Banyumas > Artikel > Olahraga > Tren Pelari Kalcer Bikin Ekonomi Lari Kencang: Panen Cuan dari Gaya Hidup Sehat
Olahraga

Tren Pelari Kalcer Bikin Ekonomi Lari Kencang: Panen Cuan dari Gaya Hidup Sehat

Santo
Terakhir diperbarui: 31 Oktober 2025 22:15
Santo
Membagikan
Pelari Kalcer
Membagikan

Fenomena pelari kalcer, tengah menjadi sorotan di media sosial dan komunitas olahraga perkotaan. Istilah “kalcer” yang berasal dari kata culture atau budaya, kini merepresentasikan kelompok pelari modern.

Contents
  • Olahraga, Fashion, dan Gaya Hidup Urban yang Menyatu
  • Dari Tren Fashion hingga Ajang Sosial
  • Lari sebagai Motor Penggerak Ekonomi Lokal
  • Sport Tourism: Lari yang Menyehatkan dan Menggerakkan Ekonomi

Mereka tidak hanya fokus pada kecepatan atau ketahanan fisik, tetapi juga pada gaya, estetika, serta citra diri di ruang publik digital.

Fenomena ini mulai populer setelah kreator konten Sastra Silalahi merilis sound “Pelari Kalcer” di platform TikTok.

Sejak itu, ribuan pengguna mulai membagikan video mereka saat berlari dengan outfit olahraga modis dan peralatan berteknologi tinggi.

Tak lagi sekadar aktivitas kebugaran, lari kini menjadi ajang ekspresi diri, mode, hingga simbol status sosial bagi sebagian kalangan muda urban.

Para pelari kalcer umumnya tampil dengan pakaian olahraga bermerek, sepatu berteknologi tinggi, jam tangan pintar, serta aksesori fungsional seperti hydration belt atau smart glasses.

Penampilan yang stylish menjadi bagian dari identitas mereka. Tren ini adalah perwujudan dari pergeseran paradigma olahraga yang semakin dipengaruhi oleh budaya digital dan media sosial.

Aktivitas fisik kini juga menjadi sarana aktualisasi diri, tempat membangun citra, dan memperluas jejaring sosial.

Baca juga  Tampil Garang, SMPN 2 Rakit Wakili Banjarnegara Dalam GSI 2025 Tingkat Jateng

Olahraga, Fashion, dan Gaya Hidup Urban yang Menyatu

Dalam praktiknya, fenomena pelari kalcer memadukan tiga unsur utama: olahraga, fesyen, dan gaya hidup urban. Sebagian anggota komunitas, bahkan rela mengeluarkan biaya besar untuk menunjang penampilan mereka.

Lisa Donna, penggemar olahraga lari di Purwokerto mengatakan, rata-rata perlengkapan pelari kalcer ini bernilai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Dari kaus kaki khusus penyerap keringat, sepatu performa tinggi, hingga jam tangan pintar untuk memantau detak jantung dan kecepatan.

Namun, Lisa menekankan bahwa tidak semua dilakukan semata-mata demi gaya. Menurutnya, banyak juga pelari kalcer yang serius berlatih dan kerap naik podium di berbagai ajang lomba lari.

“Jadi bukan hanya bergaya, tapi juga berprestasi,” ujar pemilik akun Instagram @miss.lisadonna ini.

Meskipun demikian, tidak semua pelari memandang penampilan sebagai hal utama. Sebagian tetap berpegang pada prinsip sederhana: lari adalah aktivitas untuk menjaga kesehatan.

Dari Tren Fashion hingga Ajang Sosial

Fenomena pelari kalcer kini merambah ke berbagai kegiatan publik. Di kota-kota besar, ajang running festival atau fun run tidak lagi hanya sekadar perlombaan olahraga. Ini juga menjadi wadah untuk berinteraksi dan unjuk gaya.

Peserta berlari sambil mengenakan pakaian berwarna cerah, sepatu edisi terbatas, dan berbagai perlengkapan canggih yang menambah kesan eksklusif.

Baca juga  637 Atlet se Jateng Ambil Bagian di Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan di Purbalingga

Tren ini memperlihatkan bagaimana olahraga bertransformasi menjadi bentuk lifestyle statement. Lari bukan lagi hanya tentang kebugaran tubuh, tetapi juga tentang identitas sosial dan bagaimana seseorang ingin dilihat di dunia digital.

Lari sebagai Motor Penggerak Ekonomi Lokal

Di luar aspek gaya hidup, olahraga lari juga memberi dampak ekonomi yang nyata. Menurut Prasetiyana, penggemar lari Purwokerto yang kini mengelola @pelariyan.id, gerai khusus penyedia outfit lari dan trail run, meningkatnya minat terhadap olahraga ini mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

“Event lari kini selalu ramai. Banyak orang ikut lomba, membeli perlengkapan, dan bepergian ke kota lain untuk berpartisipasi,” ujarnya.

Setiap kali sebuah ajang lari digelar, terjadi perputaran uang yang signifikan. Para peserta membutuhkan akomodasi, makanan, dan perlengkapan tambahan.

Hal ini cukup menguntungkan bagi pedagang kecil, hotel, hingga pelaku UMKM sepertinya. Kafe dan tempat nongkrong pun kebanjiran pengunjung setelah acara selesai, karena banyak komunitas lari menjadikan tempat tersebut ajang berkumpul dan berbagi pengalaman.

Pandemi yang telah berlalu juga menjadi faktor pendorong kebangkitan gaya hidup sehat. Masyarakat kini lebih sadar pentingnya kebugaran dan memilih olahraga sederhana seperti lari untuk menjaga kesehatan.

Baca juga  Persibangga Kembali Gelar Ujicoba Pekan Depan, Ini Bocoran Calon Lawannya

Antusiasme ini terlihat dari banyaknya komunitas lari baru yang bermunculan, mulai dari kalangan pelajar hingga usia dewasa.

Sport Tourism: Lari yang Menyehatkan dan Menggerakkan Ekonomi

Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di daerah-daerah seperti Jawa Tengah. Hampir setiap akhir pekan, berbagai kabupaten dan kota di provinsi ini menggelar lomba lari dengan tema beragam.

Mulai dari Borobudur Marathon, Ultra Trail Siksorogo, Ring of Lawu, hingga terakhir Slamet Trail Run di Serang Purbalingga.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, kegiatan semacam ini bukan sekadar olahraga, tetapi juga bagian dari strategi sport tourism untuk mendongkrak ekonomi daerah.

“Event seperti ini mendatangkan ribuan peserta. Mereka berolahraga sambil berwisata dan berbelanja produk lokal. Dampaknya sangat positif bagi ekonomi warga,” jelasnya saat membuka Slamet Trail Run beberapa waktu lalu.

Fenomena pelari kalcer memperlihatkan bagaimana olahraga lari, berevolusi menjadi bagian dari budaya populer. Ia menyatukan kebugaran, fesyen, gaya hidup, dan ekonomi dalam satu wadah yang saling memperkuat.

Bagi sebagian orang, lari adalah ajang prestasi. Bagi lainnya, ia menjadi simbol identitas. Namun yang terpenting, di balik semua tren dan gaya, semangat untuk hidup sehat tetap menjadi inti dari setiap langkah yang diayunkan.

TAG:laripelarikalcerpelaripurwokertopelariyansiksorogoslamettrailrun
Artikel Sebelumnya janice tjen Janice Tjen ke Semifinal Chennai Open 2025 dengan Mudah
Artikel Selanjutnya kembali Tuntaskan Misi Perdamaian di Kongo, 423 Personel Batalyon 406/Candra Kusuma Kembali ke Purbalingga Tuntaskan Misi Perdamaian di Kongo, 423 Personel Batalyon 406/Candra Kusuma Kembali ke Purbalingga

Tetap Update Berita Terbaru!

Follow akun media sosial Seputar Banyumas dan jangan lewatkan kabar penting seputar Banyumas dan sekitarnya!
FacebookSuka
XMengikuti
InstagramMengikuti
YoutubeSubscribe
TiktokMengikuti
- Advertisement -
Sumpah Pemuda

Mungkin Anda Suka

Persibara
BanjarnegaraCilacapOlahraga

Persibara dan PSCS Tumbang di Laga Perdana Kualifikasi Porprov XVII Jateng

Oleh Syarif TM
Piala Dunia U17
Olahraga

Piala Dunia U17: Indonesia vs Zambia

Oleh Djamal SG
Persiba vs Persak
Olahraga

Persiba vs Persak, Sempat Ricuh

Oleh Djamal SG
Janice Tjen Juara
Olahraga

Janice Tjen Juara 15 Kali di 2025, Terakhir Didapatkan dengan Alot

Oleh Djamal SG
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
Ikuti Kami
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Kebijakan Privasi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lupa password?