
SEPUTARBANYUMAS.COM – Teater Lentera Jepara menggelar pentas seni teater dan monolog dari Dewan Kesenian Daerah (DKD) Banjarnegara yang dilakukan di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Banjarnegara, Sabtu (31/5/2025) malam. Pada kesempatan tersebut, Lentera mengangkat isu laut dengan lakon ‘Raung Silago’.
Dengan lakon tersebut, Teater Lentera menggambarkan tentang kondisi kerusakan laut yang disebabkan oleh aktivitas liar seperti penambangan pasir laut, penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, serat sampah yang menyebabkan kerusakan habitat laut.
Dalam lakon tersebut, kerusakan laut dimulai dari sang kaisar yang bersikap arogan, sang kaisar bersama dengan para kroconya bertindak semaunya, termasuk menggunakan jaring iblis demi merebut kekuasaan bawah laut.
Silago yang menyadari akan tindakan tersebut, berniat melakukan perlawanan, bahkan dia bersama dengan Jambrong, Barbaron dan para Ordo untuk memunculkan pemberontakan. Sayang, aksi Silago ini justru terjebak pada situasi yang tidak disangka sebelumnya.
Tak hanya Teater Lentera, DKD Banjarnegara juga menampilkan monolog yang mengangkat tema yang sama, pagar laut menjadi topik monolog yang dilakukan oleh DKD Banjarnegara, monolog tersebut menceritakan tentang pagar laun dan penderitaan nelayan kecil yang kehilangan haknya.
Laut yang menjadi kehidupan para nelayan ini sirna setelah hadirnya kebijakan baru tentang pembangunan pagar laut yang konon katanya untuk menjaga ekosistem laut, namun pada kenyataanya, hal ini justru merampas kemerdekaan dan menjadi ancaman para nelayan kecil.
Jaring nelayan yang dulunya sebagai sumber kehidupan justru berbalik menjerak dan menenggelamkan para nelayan kecil, sebab adanya pagar laut itu membatasi mereka dalam mencari nafkah, keberadaanya hanya mementingkan dan menguntungkan segelintor orang.
Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Banjarnegara Ismawan Setya Handoko berharap kehadiran teater Lentera dari Kabupaten Jepara bisa menjadi contoh kematangan seni teater agar bisa di contoh oleh seniman teater di Banjarnegara.
“Teater merupakan ruang ekspresi bagi generasi muda di bidang seni dan budaya. Dan ini juga bisa menjadi satu media kritik melalui karya seni,” katanya.

 
 
 
 
 
 
 