Jejak Pahlawan Asli Cilacap Kian Terlupa, Sejarawan Ingatkan Ini. Di tengah kontroversi pemberian gelar kepahlawanan kepada beberapa tokoh, Sejarawan Cilacap sekaligus anggota Tjilatjap History, Thomas Sutasman, menyoroti fenomena memudarnya jejak kepahlawanan lokal.
Ia menyayangkan bahwa banyak tokoh pahlawan asli Cilacap kini nyaris tak dikenal oleh generasi muda maupun pemerintah daerah.
“Siapa yang peduli? Kehilangan jejak tersebut akibat rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap jejak-jejak kepahlawanan yang ada di sekitarnya,” ujar Thomas, Senin (10/11/2025).
Menurutnya, hal ini menjadi cerminan pudarnya memori kolektif bangsa. “Kita bisa menguji dengan menanyakan kepada masyarakat tentang jejak perjuangan lokal, pasti banyak yang kesulitan menjawab. Begitu mudahnya kita melupakan memori kolektif yang ada di sekitar kita,” tambahnya.
Pahlawan Lokal Cilacap, Kusaeri
Thomas mengisahkan bahwa di Cilacap, nama Kusaeri kini hampir tak terdengar lagi. Padahal, sosok Bundanco Kusaeri adalah tokoh penting dalam sejarah perlawanan terhadap fasisme Jepang.
“Dalam buku IPS waktu saya SMP, masih tertulis satu alinea tentang Kusaeri. Tapi dalam kurikulum sekarang, hanya tersisa satu kalimat singkat,” ungkap Thomas.
Kusaeri dikenal memimpin pemberontakan pasukan PETA (Pembela Tanah Air) di Gumilir, Cilacap, pada 5 April 1945. Dalam aksi heroik itu, sekitar 215 anggota PETA berhasil merebut gudang senjata dan bergerak menuju Gunung Srandil sebagai basis perlawanan. Seorang kopral Jepang bahkan tewas dalam peristiwa itu.
Kini, tugu kecil di dekat bekas gudang senjata menjadi satu-satunya penanda perjuangan itu, dibangun oleh Komunitas Tjilatjap History. Sementara Lapangan di sekitar lokasi diberi nama Lapangan Kusaeri oleh LANAL Cilacap, sebagai bentuk penghormatan terbatas atas jasanya.
Pahlawan Sukardjo Wiryopranoto dan John Lie
Thomas juga menyoroti dua tokoh besar yang seolah lenyap dari ingatan masyarakat Cilacap. Mereka adalah Sukardjo Wiryopranoto dan Mayor John Lie.
Sukardjo, yang lahir di Kesugihan, Cilacap, dikenal sebagai Duta Besar Indonesia untuk PBB dan pejuang kembalinya Irian Barat ke pangkuan Republik. “Namun apa daya, sekadar nama jalan atau ruang publik di Cilacap pun tidak ada sama sekali,” kata Thomas.
Sementara Mayor John Lie, pahlawan nasional yang berjasa dalam membersihkan ranjau di Pelabuhan Cilacap dan menyelundupkan senjata untuk perjuangan kemerdekaan, juga belum diabadikan jejaknya di tanah kelahiran perannya itu.
Jangan Biarkan Semangat Nasionalisme Terkubur Bersama Lupa
Bagi Thomas, fenomena ini harus menjadi peringatan bersama. “Masih banyak jejak-jejak lain yang telah hilang. Kepedulian masyarakat dan sikap tidak tinggal diam dari pemerintah daerah sangat diharapkan,” tegasnya.
Ia menekankan, menjaga memori sejarah bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga bagian dari menanamkan semangat nasionalisme bagi generasi penerus.
“Jangan sampai memori kolektif sejarah bangsa lenyap bersama hilangnya semangat nasionalisme generasi muda,” pungkas Thomas.



