Peristiwa penganiayaan yang dialami santri Pondok Pesantren (Ponpes) Andalusia, Kebasen, Banyumas memasuki babak baru.
Supardjo, orang tua GSA, santri yang menjadi korban, telah dimintai keterangan oleh tim penyidik Polresta Banyumas, Rabu (12/11/2025).
“Prinsipnya tadi sudah memberikan keterangan baik kronologi maupun peristiwa yang dialami anaknya di sekolah pendidikan islam di Banyumas,” katanya, ditemui usai pemeriksaan di Polresta Banyumas.
Pemeriksaan pertama ini, lanjut Supardjo, penyidik menanyakan tentang kronologi dan kondisi korban akibat peristiwa yang dialami.
“Saya ditanya soal kronologi awal, bagaimana saya tahu kejadian itu, sampai apa saja yang sudah dilakukan oleh pihak pelaku,” ujarnya.
Sebagai orangtua, Supardjo dan istri mengaku merasa kecewa dan sedih. Maka dari itu, dia menyerahkan penyelesaian persoalan ini ke kuasa hukum maupun penyidik.
“Rasanya berat sekali menceritakan ulang semuanya,” ujarnya.
Supardjo menceritakan, bahwa, dia mengetahui kejadian tersebut setelah mendapat kabar bahwa anaknya mengalami perlakuan tidak pantas di lingkungan Ponpes.
Sejak saat itu, ia terus mengikuti proses pemeriksaan hingga penjemputan anak, serta berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
Namun, hingga kini, ia mengaku belum mendapat sikap tanggung jawab dari pihak keluarga pelaku.
“Pihak Pondok kemarin sempat datang, tapi hanya menjenguk anak saya soal kondisi kesehatannya. Tidak ada pembicaraan tentang proses hukum,” katanya.
Saat ditanya jika ada tawaran redtoratif justice dari kepolisian, pihaknya mengaku menyerahkan hal tersebut kepada penegak hukum dan pengacara. Namun pihaknya berharap dapat bertemu dengan keluarga terduga pelaku.
Diberitakan sebelumnya, keluarga korban dugaan penganiayaan di Pondok Pesantren Andalusia, Kecamatan Kebasen, Banyumas, tetap memilih jalur hukum untuk persoalan tersebut.
Hal itu disampaikan setelah melakukan audiensi Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto pada Senin (10/11/2025).
Dari pihak korban hadir Ayah dan ibunya. Pihak Pondok Pesantren Andalusia, diwakili oleh Rujito dan kuasa hukum Untung Waryono SH. Hadir juga dua pelaku RYN dan DVN.
“Kami tetap berharap kasus ini diproses secara hukum,” kata ayah korban GSA, Suparjo.
Langkah yang dipilih itu bertujuan untuk membuat efek jere pelaku. Pasalnya, informasi yang Suparjo dapat, RYN dan DVN bukan kali pertama bersikap seperti itu kepada juniornya.
Suparjo menambahkan, sejak adanya peristiwa penganiayaan terhadap anaknya itu, pihak keluarga pelaku tidak menunjukan etikad baik.
“Tidak ada permintaan maaf atau komunikasi langsung dari keluarga pelaku,” ujar Suparjo.
Diketahui, seorang santri di Pondok Pesantren Andalusia, Kecamatan Kebasen, Banyumas, mengalami luka lebam dan sobek di bibir.
Santri berinisial GSA (17) ini mengalami penganiayaan oleh senior santri di Ponpes tersebut, pada Jumat (07/11/2025) malam.
Diduga, dua senior di Ponpes Andalusia yang melakukan penganiayaan adalah RYN (20) dan DVN (19).
Guna menghadapi persoalan tersebut, orang tua GSA meminta perlindungan hukum ke Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto.
GSA menceritakan kronologi awal terjadinya peristiwa yang dialaminya. Saat itu, dia hendak mengambil kembalian uang di penjual ketoprak, yang berdagang di luar pondok Andalusia.
Saat itu, pintu gerbang susah akan ditutup karena jam malam. Karena sudah hampir di tutup, GSA berlari, dengan tujuan agar tidak terlambat masuk.
Namun yang dilakukan GSA dianggap pelanggaran oleh RYN, yang bertugas sebagai pengurus divisi keamanan pondok Andalusia.
“Setelah saya kembali, saya langsung dipanggil dan dipukul menggunakan peci hingga bibir saya pecah,” kata GSA, saat memberikan keterangan di Klinik Hukum Peradi SAI Purwokerto, Sabtu (08/11/2025) malam.
GSA kemudian diinterogasi oleh para seniornya. Awalnya diinterogasi di tempat terbuka dan di hadapan santri lainnya.
Tetapi kemudian GSA diajak ke tempat tertutup tersebut. Di tempat itu, senior DVN ikut melakukan pemukulan hingga menyebabkan luka lebam di bawah mata korban.
“Pemukulan dilakukan beberapa kali, bahkan saya juga disembur air,” ujar GSA.
Follow akun sosial media kami untuk update berita terbaru!



