
SEPUTARBANYUMAS.COM – Sekolah Rakyat yang perupakan program pemerintah pusat bakal hadir di Banjarnegara mulai tahun ini, tentu saja ini menjadi harapan baru bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem dalam mendapatkan hak pendidikan yang layak.
Seperti yang dialami oleh keluarga Rusmini yang tinggal di Kelurahan Krandegan, Kecamatan Banjarnegara. Bahkan keluarga ini sangat antusias saat anaknya menjadi satu dari calon siswa sekolah rakyat di Banjarnegara.
Ungkapan tersebut disampaikanya saat Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi kediaman Rusmini bersama tiga anaknya pada rumah sederhana berukuran 3×4 yang dibangun di atas tanam milik PT KAI, Minggu (25/4/2025).
Rizky (17), anak sulung Rusmini yang merupakan calon siswa sekolah rakyat mengaku sangat senang dengan adanya program tersebut, sebab Rizky terpaksa harus putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarga.
Bahkan Rizky yang terpaksa putus sekolah dan tidak sempat menyelesaikan pendidikan SMP ini masih memiliki harapan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Di tengah keterbatasannya, Rizky ingin kembali sekolah dan meraih cita-citanya, Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi Rizky yang sempat tertunda.
“Setelah lulus dari sekolah rakyat saya ingin jadi orang yang lebih baik, mewujudkan cita-cita punya bengkel otomotif sendiri. Terima kasih Pak Prabowo dan Pak Menteri. Semoga sehat selalu,” ucap Rizky.
Sekolah rakyat merupakan komitmen pemerintah dalam memberikan sarana pendidikan pada rakyat miskin secara gratis, hal ini dilakukan sebagai satu upaya dalam mempercepat pemutusan rantai kemiskinan di Indonesia, Banjarnegara merupakan satu kabupaten yang memiliki komitmen penuh dalam program tersebut.
Saat ini Banjarnegara sudah memiliki 113 calon siswa baru untuk sekolah rakyat, Mentri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga terjun langsung melakukan tinjauan pada satu calon siswa sekolah rakyat di Banjarnegara.
“Saya tadi bertemu Ibu Rusmini. Penghasilannya tidak menentu dan hanya sebagai buruh cuci, rata-rata penghasilan Rp 50 ribu untuk sekali order dan dia harus menghidupi tiga anak. Dia juga single parent dan juga penyandang disabilitas. Rumahnya hanya 2×3 meter, dihuni empat orang. Inilah keluarga yang mendapat perhatian penuh dari Presiden Prabowo,” katanya.
Menurutnya, keluarga Rusmini adalah salah satu orang tua calon siswa Sekolah Rakyat. Penjaringan dilakukan melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin digelar setiap bulan. Dalam forum ini, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diperkenalkan dengan program Sekolah Rakyat. Pendamping sosial lalu mendata anak-anak yang akan lulus SD atau SMP, dan melakukan pendekatan langsung ke rumah mereka.
Sekolah Rakyat dirancang dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Modelnya adalah pendidikan berasrama 24 jam yang menggabungkan pembelajaran formal, penguatan karakter, hingga orientasi dan matrikulasi.
Rusmini sendiri tercatat dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Ia tinggal bersama tiga anaknya di rumah sempit dengan dinding asbes, berlantai tanah dan hanya dilapisi karpet, beratap seng, tanpa listrik dan tanpa fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) serta berada di akses jalan yang curam.
Pada saatnya nanti, para calon siswa wajib lolos verifikasi administratif berbasis DTSEN dan masuk dalam desil 1 atau 2. Tidak ada tes akademik. Kementerian Sosial juga menyiapkan program pemberdayaan bagi orang tua siswa. Bersama pemerintah daerah, berbagai intervensi akan diberikan untuk keluarga miskin seperti Rustini.
“Orang tuanya juga kami bantu. Rumahnya insya Allah akan diperbaiki lewat program pemerintah. Orang tuanya diberdayakan, anaknya bersekolah di sekolah rakyat,” ujar Gus Ipul.
Sementara itu, Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, menyatakan siap mendukung penuh. Saat ini, telah terdaftar 113 anak calon siswa, dan rombongan belajar akan ditingkatkan dari dua menjadi empat kelas sesuai arahan Menteri Sosial.
Semangat keluarga Rusmini layak menjadi inspirasi bagi masyarkat tentang pentingnya pendidikan, terbukti meski sang anak sulung terpaksa berhenti sekolah karena masalah ekonomi, dia masih memiliki semangat yang tinggi untuk belajar demi masa depan yang lebih baik.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, sekolah menjadi harapan baru bagi ribuan anak Indonesia, jalan keluar dari kemiskinan menuju masa depan yang lebih cerah.



