
SEPUTARBANYUMAS.COM-Rumah Tahanan Negara (Rutan) Banjarnegara terus melakukan berbagai terobosan dalam melakukan pembinaan terhadap warga binaan, termasuk dengan membuka program pembinaan berbasis pesantren.
Program pembinaan ini menjadi satu unggulan bagi Rutan Banjarnegara dalam upaya meningkatkan kualitas moral, spiritual, dan akhlak bagi warga binaan yang ada di Rutan Banjarnegara.
Tak hanya itu, adanya Pesantren Rutan Banjarnegara ini juga menjadi satu bentuk komitmen dalam melakukan pembinaan tersturuktur dan teradah sesuai dengan sistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren.
Kepala Rutan Banjarnegara Dodik Harmono mengatakan, program pembinaan berbasis pesantren ini menjadi wadah pembinaan spiritual sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan serta Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Dengan landasan hukum yang kuat, program ini tidak hanya menjadi kegiatan pembinaan rutin, tetapi juga bagian dari strategi reintegrasi sosial, sehingga nantinya para warga binaan siap kembali ke masyarakat dengan pribadi yang lebih baik.
Konsepnya, pendidikan pesantren Rutan Banjarnegara ini mengadopsi dari prinsip pendidikan pesatren yang memadukan pendidikan pesantren tradisional dan modern. Dimana program dari pesantren Rutan Banjarnegara ini mencakup pendidikan tahfidz dan tilawah Al-Qur’an, akidah, fiqih, akhlak tasawuf, pembelajaran bahasa Arab, kajian kitab kuning, hingga keterampilan hidup islami.
“Setiap warga binaan yang menjadi santri akan mengikuti jadwal pembelajaran rutin setiap hari Senin hingga Sabtu dengan bimbingan ustadz internal maupun eksternal,” katanya.
Terkait kepesertaan atau santri dalam Rutan Banjarnegara ini dilakukan oleh petugas pembinaan, tak hanya itu warga binaan yang berminat mengikuti program tersebut juga bisa mendaftarkan diri pada petugas.
“Nantinya, setelah dilakukan pendataan atau pendaftaran, para warga binaan ini akan mengikuti tahapan seleksi berupa wawancara dan assessment minat oleh pembina agama. Seleksi ini bertujuan memastikan kesungguhan calon santri sekaligus menyesuaikan kemampuan awal mereka dalam memahami ilmu agama,” katanya.
Tidak hanya itu, dari hasil assessment ini juga melibatkan psikolog dari RSUD Anna Lasmana Banjarnegara dan Kemenag Banjarnegara sebagai pendamping calon santri. Dengan mekanisme ini, diharapkan peserta yang terpilih benar-benar siap mengikuti kegiatan pesantren secara disiplin dan konsisten,” ujarnya.
Pada program ini, para santri tidak hanya mendapatkan pendidikan agama, tetapi juga dilatih terkait kedisiplinan, kebersihan, serta sikap sopan santun. Evaluasi dilakukan secara berkala setiap bulan, mencakup kehadiran, pemahaman agama, hingga perilaku sehari-hari. Santri yang berprestasi berhak memperoleh penghargaan atau rekomendasi untuk mengikuti program lanjutan.
“Untuk perlengkapan serta sarana pendukung pendidikan pesantren sudah kami siapkan, termasuk tenaga pendidik. Nantinya, setiap santri ada catatan administratif dan menjadi bahan evaluasi,” katanya.
Melalui program ini, diharapkan akan tercipta lingkungan pembinaan yang religius, edukatif, dan membangun karakter islami bagi warga binaan. Program ini juga sebagai bekal bagi warga binaan untuk menjadikan probadi yang lebih baik.



