SEPUTARBANYUMAS.COM-Sejak dilantik pada Februari lalu, pasangan bupati dan wakil bupati Banjarnegara, dr Amalia Desiana bersama Wakhid Jumali mulai menunaikan janji kampanye secara bertahap dengan melakukan pembangunan jembatan dan akses vital masyarakat.
Pada bidang pembangunan infrastruktur, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara di bawah kepemimpinan dr Amalia Desiana-Wakhid Jumali telah merampungkan sedikitnya 5 jembatan penghubung dan 8 infrastruktur jalan dengan anggaran mencapai sekitar Rp 59 miliar yang bersumber dari ABPD Kabupaten Banjarnegara.
Pembangunan jembatan dan jalan tersebut merupakan satu upaya untuk membuka akses vital yang menjadi penopang utama kegiatan ekonomi dan pendidikan masyarakat di sejumlah wilayah.
Janji Kampanye
Langkah ini menjadi bukti komitmen Pemkab Banjarnegara dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi perdesaan. Beberapa jembatan yang berhasil dibangun dan telah rampung 100 persen adalah :
Pembangunan jembatan Pengganti Kali Jawar yang ada di ruas jalan Majasari – Babadan, Kecamatan Pagentan. Jembatan ini merupakan akses utama warga, sehingga menjadi satu priorotas yang sudah dirampungkan pada tahun ini.
Rehabilitasi jembatan Kalibombong ruas Gripit-Kalibening, rehabilitasi jembatan Kalimrawu ruas Bulukuning-Kubang, rehabilitasi jembatan ruas Karangtengah-Wangon, dan rehabilitasi jembatan ruas jalan Petir-Krinjing.
Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana menyampaikan, pembangunan infrastruktur jembatan menjadi prioritas karena banyak wilayah di Banjarnegara yang selama ini masih terkendala akses transportasi, terutama di daerah perbukitan dan pinggiran sungai.
“Kami memulai dari yang paling mendesak, yaitu pembangunan jembatan dan akses jalan yang menghubungkan sentra produksi pertanian dan perdagangan. Ini adalah bagian dari janji kampanye kami untuk membuka keterisolasian dan memperlancar pergerakan ekonomi warga,” ujar Bupati.
Menurutnya, akses infrastruktur yang baik menjadi fondasi utama pemerataan pembangunan. Dengan adanya jembatan baru, masyarakat kini dapat lebih mudah membawa hasil bumi ke pasar, mengakses layanan publik, dan menjalin koneksi antarwilayah tanpa hambatan.
“Kenapa kami memilih jembatan terlebih dahulu, karena jembatan ini vital, sehingga setelah jembatan selesai, maka kita lanjutkan jalannya,” ujarnya.

Keberadaan jembatan penghubung ini, kara dia, selain meningkatkan konektivitas, pembangunan infrastruktur jembatan ini juga diharapkan mampu mendorong sektor ekonomi masyarakat, terutama petani dan pelaku UMKM.
“Setiap infrastruktur yang dibangun harus memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Karena itu, setiap proyek kami arahkan agar mendukung aktivitas produksi dan distribusi,” ujarnya.
Proyek pembangunan jembatan dan akses jalan ini juga menjadi bagian dari strategi Pemkab Banjarnegara dalam mempercepat pemulihan ekonomi daerah serta memperkuat sektor pertanian dan perdagangan lokal.
Selain 5 proyek pembangunan jembatan yang telah rampung, Pemerintah Kabupaten Bajarnegara juga telah menyelesaikan 8 infrastruktur jalan utama pertumbuhan ekononi, diantaranya ruas jalan Karangkobar-Suwidak, jalan Kalibening-Gununglangit, peningkatan jalan Purwanegara-Kincang, ruas jalan lingkar Batur, ruas jalan Situwangi-Pingit, jalan Kalilunjar-Karekan, peningkatan jalan Pesangkalan-Pagedongan, dan ruas jalan Gribig-Prongamba.
“Ruas jalan tersebut selain akses utama ekonomi dan pendidikan serta kesehatan, juga untuk membuka akses pariwisata yang ada di Banjarnegara,” ujarnya.
Tidak hanya itu, hingga akhir Oktober ini, pemerintah juga telah merampungkan kegiatan fisik lain, mulai dari pengembangan darinase pada ruas jalan Cendana-Klapa Sawit, talud pengaman jalan pada ruas Banjarmangi-Rakit, dan pengembangan bronjong ruas jalan Bulukuning-Kubang.
“Saat ini juga masih 7 proyek pembangunan jalan yang saat ini masih dalam proses pengerjaan yang tahapannya sudah mencapai 90 persen,” katanya.
Sinergi OPD dan Dukungan Masyarakat Jadi Kunci
Pembangunan infrastruktur tersebut dilaksanakan melalui sinergi lintas sektor antara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Bappeda, serta pemerintah kecamatan dan desa.
Keterlibatan masyarakat juga menjadi bagian penting dalam proses pembangunan, baik dalam bentuk gotong royong, pengawasan, maupun pemeliharaan fasilitas setelah proyek selesai.
“Kami ingin masyarakat ikut merasa memiliki. Ketika warga terlibat sejak awal, mereka akan ikut menjaga dan memanfaatkan fasilitas dengan baik,” katanya.

Pemerintah Berkomitmen Lanjutkan Pembangunan Bertahap
Bupati Amalia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada satu titik saja. Program ini akan terus dilanjutkan secara bertahap sesuai skala prioritas demi mewujudkan visi misi bupati seperti yang dijanjikan dalam kampanye lalu, namun tetap harus melihat ketersediaan anggaran daerah.
Pemkab Banjarnegara juga membuka ruang bagi partisipasi publik melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan kebutuhan secara langsung.
“Kami ingin pembangunan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tidak hanya di pusat kota, tapi juga hingga pelosok desa. Kami akan terus berupaya memenuhi janji kampanye dalam lima tahun,” katanya.
Warga Sambut Antusias: Akses Ekonomi Kini Lebih Mudah
Masyarakat di wilayah yang menjadi sasaran pembangunan menyambut gembira langkah tersebut. Mereka mengaku, dengan adanya jembatan dan jalan baru, aktivitas sehari-hari menjadi lebih mudah dan waktu tempuh ke pusat ekonomi berkurang signifikan.
“Dulu kami harus memutar jauh untuk ke pasar. Sekarang dengan jembatan ini, perjalanan jadi lebih cepat,” kata Sobari, warga Babadan Kecamatan Pagentan yang mengaku sangat terbantu dengan selesainya pembangunan jembatan Kalijawar.
Dengan pembangunan infrastruktur strategis secara berhatap ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menegaskan komitmennya untuk mewujudkan janji kampanye melalui kerja nyata, memperkuat fondasi pembangunan daerah, dan memastikan setiap warga dapat menikmati hasil pembangunan secara merata.



