
SEPUTARBANYUMAS.COM-Menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, semangat persatuan kembali diwujudkan melalui kolaborasi besar penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
Kolaborasi antara Pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, PLN Indonesia Power, akademisi, pegiat lingkungan, hingga pemangku kepentingan kehutanan ini menjadi bagian dari komitmen bersama menghentikan perambahan hutan di kawasan Dieng serta memulihkan DAS Serayu.
Langkah ini diambil untuk menanggulangi sedimentasi ekstrem di Bendungan Panglima Besar Soedirman (Mrica), Banjarnegara yang kini dalam kondisi kritis dan berpotensi mengancam ketahanan energi, pangan, serta keselamatan masyarakat di wilayah hilir.
Kolaborasi Strategis Lintas Kementerian dan Daerah
Audiensi nasional yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, pada 24 Oktober 2025, dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Banjarnegara Amelia Desiana, Sekretaris Deputi Bidang Infrastruktur Bappenas Abdul Malik Sadat Idris, Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Mrica Nazrul Very Andhi, Dirjen PDASRH KLHK Dyah Murtiningsih, Dirjen GAKKUM KLHK Dr. Dwi Januanto Nugroho, Prof. Imam Prasodjo, perwakilan Perhutani Banyumas Timur, akademisi Universitas Indonesia, serta aktivis lingkungan dari SerayuNetwork.
Dalam paparannya, Bupati Amelia Desiana menegaskan bahwa perubahan tutupan lahan yang masif menjadi hortikultura di wilayah Kecamatan Wanayasa dan Batur telah memperparah risiko longsor, banjir, dan kekeringan.
Sementara itu, PLN Indonesia Power menyoroti urgensi penyelamatan ekosistem Serayu. Berdasarkan data UBP Mrica, tingkat sedimentasi di Waduk Mrica telah mencapai 90 persen, menyisakan hanya 10 persen air. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena waduk tersebut memiliki fungsi strategis sebagai:
- Pembangkit listrik yang menopang sistem energi nasional
- Penyedia air irigasi bagi ribuan hektare lahan pertanian
- Pengendali banjir yang melindungi masyarakat di wilayah hilir
Gangguan pada operasi waduk ini berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi regional hingga nasional.
Peran Masyarakat dan Dukungan Pemerintah
Sosiolog Prof. Imam Prasodjo menuturkan bahwa gerakan sosial Kampung Ilmu SerayuNetwork telah menjadi motor penggerak pemulihan lingkungan berbasis masyarakat, melalui penanaman pohon, penguatan ekonomi peternakan, serta integrasi dukungan lintas lembaga.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasi tinggi atas partisipasi masyarakat tersebut. Ia menegaskan perlunya dukungan berkelanjutan pemerintah, terutama dalam penyediaan bibit, pemberdayaan ekonomi hijau, serta penegakan hukum terhadap perambahan hutan.
Hasil Audiensi: Langkah Nyata Penyelamatan DAS Serayu
Forum strategis ini menghasilkan tiga kesepakatan penting:
- Pengusulan DAS Serayu dan Waduk Mrica sebagai Program Strategis Nasional (PSN)
Bappenas siap menyusun naskah akademik sebagai dasar usulan PSN, mengingat vitalnya peran waduk ini terhadap ketahanan energi, pangan, dan keselamatan publik. - Penyediaan Bibit dan Pemulihan Persemaian
Kementerian LHK akan menjamin ketersediaan bibit pohon, termasuk membuka kembali program Kebun Bibit Rakyat di Banjarnegara. - Penegakan Hukum terhadap Perambahan Hutan
GAKKUM KLHK segera menurunkan tim survei lapangan untuk menindaklanjuti kasus perambahan dan kerusakan ekosistem yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.
Mencegah Krisis Ekologis dan Energi
Forum tersebut juga memperingatkan bahwa degradasi DAS Serayu dapat berdampak luas, mulai dari risiko banjir besar dan kerusakan infrastruktur hingga ancaman terhadap situs bersejarah dan pemakaman keluarga Presiden RI di wilayah Banyumas.
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, penyelamatan DAS Serayu menjadi tonggak penting menuju transformasi lingkungan untuk energi berkelanjutan. Sinergi kebijakan, pemberdayaan masyarakat, dan penegakan hukum menjadi kunci dalam menjaga fungsi ekologis, ketahanan energi nasional, serta kesejahteraan masyarakat dari hulu hingga hilir.



