
SEPUTARBANYUMAS.COM – Gaya boleh modern, tapi identitas tetap lokal. Itulah semangat yang dibawa para finalis Mas Mbak Cilacap 2025 dalam ajang Showcase Finalis yang digelar di Forclover Caffe, sebuah ruang seni alternatif yang kini disulap menjadi panggung kreativitas anak muda.
Sebanyak 20 finalis tampil memukau dalam balutan batik khas Cilacap, menghadirkan paduan sempurna antara keanggunan dan semangat kebaruan. Namun lebih dari sekadar ajang unjuk pesona, panggung ini menjadi simbol gerakan budaya generasi muda Cilacap — yang tidak hanya mencintai tradisi, tetapi juga berani mendefinisikannya ulang dengan cara elegan dan relevan.
Yang membuat ajang ini istimewa adalah keberaniannya untuk berpadu dengan dunia seni independen. Showcase Mas Mbak Cilacap 2025 digelar berbarengan dengan Diam Diam Art Exhibition, sebuah gerakan seni jalanan yang dibentuk oleh seniman muda Cilacap. Kolaborasi ini menciptakan atmosfer luar biasa, elegan di panggung, eksperimental di galeri.
“Saya merasa bangga menyaksikan generasi muda Cilacap tampil percaya diri mempromosikan batik lokal dalam format yang begitu kreatif. Ini adalah bukti nyata bahwa ekonomi kreatif kita berkembang seiring semangat anak mudanya,” ungkap Iratanti Syamsul Aulia Rahman, Ketua Dekranasda Cilacap sekaligus istri Bupati Cilacap.
Iratanti juga berharap agar ruang-ruang seperti ini tidak menjadi momen sesaat, melainkan gerakan jangka panjang yang menggandeng semua pelaku ekonomi kreatif. “Saya ingin Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dekranasda dan Komite Ekonomi Kreatif dapat merangkul semua seniman, UMKM, dan pelaku kreatif di Cilacap, dan bersinergi satu sama lain,” tegasnya.
Sementara itu, Andika, founder Diam Diam Art sekaligus pemilik Forclover, mendorong agar seni lokal tak hanya terpaku di ruang galeri formal. “Diam Diam Art lahir dari keresahan seniman muda Cilacap yang butuh ruang berekspresi. Kami ingin membuktikan bahwa seni tidak harus eksklusif. Ia bisa hidup, hadir, dan menginspirasi dari tempat yang sederhana,” ujarnya.
Diam Diam Art Exhibition sendiri telah berlangsung rutin sejak akhir 2024, dan menjadi simbol perlawanan seniman muda Cilacap terhadap keterbatasan ruang dan akses. Kolaborasi dengan ajang Mas Mbak Cilacap menjadi bukti bahwa dua dunia yang berbeda, mode dan seni, bisa bertemu dalam satu panggung tanpa saling menghilangkan karakter.
Acara yang berlangsung Minggu malam (29/6) ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cilacap, Ibu Dwi Yuni Kurniasih. Suasana hangat dan antusias terlihat dari puluhan pengunjung yang memadati Forclover, menyaksikan langsung harmoni antara batik, seni kontemporer, dan semangat muda yang bergelora.
Showcase ini bukan hanya tentang siapa yang akan menyandang gelar Mas dan Mbak Cilacap 2025, tapi tentang siapa yang berani membawa perubahan lewat cara kreatif. Ini adalah panggung perlawanan yang elegan dan para finalisnya tampil bukan sekadar untuk dinilai, tapi untuk menyampaikan pesan, kita siap membawa Cilacap bersinar lewat karya.

 
 
 
 
 
 
 