Kepala Kanwil Ditjenpas Jateng Mardi Santoso saat meninjau persiapan pabrik batako di Nusakambangan. (Lapas Karanganyar).
SEPUTARBANYUMAS.COM- Pembangunan pabrik batako Fly Ash Bottom Ash (FABA) di Nusakambangan menunjukkan progres menggembirakan. Ditargetkan mulai beroperasi pada Oktober 2025, pabrik ini mendapat pendampingan langsung dari tenaga profesional Indonesia Power (PLN) guna memastikan kualitas produksi sesuai standar industri.
Pabrik FABA ini menjadi terobosan baru dalam pemanfaatan limbah abu sisa pembakaran batu bara dari PLTU Adipala. Limbah yang semula berpotensi mencemari lingkungan tersebut kini diolah menjadi bahan ramah lingkungan untuk Portland Composite Cement (PCC), beton, batako, hingga semen mortar.
Langkah ini bukan hanya mendukung pengelolaan limbah berkelanjutan, tetapi juga berkontribusi dalam menekan emisi karbon serta mengurangi penggunaan bahan baku utama pada industri konstruksi.
Pada tahap awal, pabrik menargetkan produksi 300 meter kubik batako dalam enam bulan pertama. Hasil produksi diharapkan mampu menjawab kebutuhan pasar sekaligus menjadi wujud nyata kontribusi Lapas Nusakambangan dalam mendukung konsep green industry.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah, Mardi Santoso, yang meninjau langsung progres pembangunan bersama Kasi Giatja Lapas Karanganyar Nusakambangan, Sabar Supriyanto, menegaskan pentingnya memastikan pabrik ini beroperasi dengan standar mutu tinggi.
“Kami ingin memastikan pembangunan berjalan optimal, sehingga manfaatnya tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga bagi pembinaan kemandirian warga binaan,” ujarnya, Selasa (26/08/2025).
Sementara itu, Sabar Supriyanto menyampaikan kesiapan penuh pihak Lapas Karanganyar dalam mendukung pengoperasian pabrik. “Kami siap melibatkan warga binaan yang telah melalui proses asimilasi dan sidang TPP. Dengan begitu, mereka dapat memperoleh keterampilan baru sekaligus memberi nilai tambah bagi dirinya maupun masyarakat,” ungkapnya.
Dengan kehadiran pabrik ini, hampir seluruh warga binaan yang memenuhi syarat akan terserap dalam kegiatan produksi. Hal ini sekaligus membuka peluang besar bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan kerja, sehingga lebih siap bersaing saat kembali ke tengah masyarakat.
Kakanwil Ditjenpas Jawa Tengah menutup kunjungan dengan optimisme besar, bahwa pabrik batako FABA Nusakambangan akan menjadi model penerapan industri hijau dalam lingkungan pemasyarakatan, sekaligus wujud nyata visi Pemasyarakatan mencetak warga binaan yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.



