
SEPUTARBANYUMAS.COM– Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menerima kunjungan resmi Bupati Pringsewu, Lampung, H. Riyanto Pamungkas beserta rombongan di Pringgitan Rumah Dinas Bupati, Selasa malam (30/9/2025).
Pertemuan ini menjadi momentum awal penjajakan kerja sama antar-daerah dalam pengembangan komoditas singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour), sekaligus memperluas sinergi di bidang pertanian dan perindustrian.
Dalam kesempatan itu, Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana didampingi Sekretaris Daerah Drs. Indarto M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Riatmojo Ponco Nugroho SE ME, serta sejumlah pejabat terkait. Hadir pula CEO Rumah Mocaf Banjarnegara, Riza Azyumarridha Azra, yang selama ini dikenal sebagai motor penggerak pengembangan industri mocaf di Banjarnegara.
Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Pemkab Banjarnegara. Ia mengaku terkesan karena rombongan yang dibawanya, terdiri dari pejabat dinas, komunitas petani, pelaku mocaf, hingga perwakilan mahasiswa, disambut dengan penuh keterbukaan.
“Kami datang ke Banjarnegara untuk belajar sekaligus memperdalam strategi pemberdayaan singkong menjadi mocaf. Ini adalah bagian dari ikhtiar meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Pringsewu. Sambutan yang kami terima benar-benar di luar ekspektasi,” ungkap Riyanto.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa meskipun Pringsewu merupakan kabupaten kecil dengan luas wilayah 625 km² dan jumlah penduduk sekitar 435 ribu jiwa, daerahnya memiliki potensi besar di sektor singkong. Sebab, Provinsi Lampung selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung singkong nasional.
“Persoalan harga singkong yang rendah di tingkat petani harus dijawab dengan hilirisasi. Selama ini istilah hilirisasi lebih sering dikaitkan dengan sektor tambang, padahal sektor pertanian juga perlu. Melalui inovasi mocaf, kami ingin menghadirkan nilai tambah bagi hasil panen petani,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana menyambut baik rencana kolaborasi ini. Menurutnya, Banjarnegara siap membuka ruang kerja sama yang konkret, tidak hanya dalam pengembangan mocaf, tetapi juga di sektor hortikultura.
“Banjarnegara punya potensi cabai, sayuran, dan berbagai produk pertanian yang bisa menjadi peluang sinergi. Sebaliknya, kami juga ingin belajar dari Pringsewu terkait inovasi yang sudah mereka jalankan. Prinsipnya, Banjarnegara terbuka untuk berkolaborasi,” kata Amalia.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan Banjarnegara dalam mengembangkan mocaf lahir dari pemberdayaan masyarakat, yang diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain.
“Semoga pertemuan ini tidak berhenti sebatas silaturahmi, melainkan menjadi pintu masuk kerja sama yang nyata dan berkelanjutan, sehingga membawa manfaat bagi kedua daerah,” pungkasnya.


