Dejarumi memberdayakan penjahit disabilitas untuk mengubah limbah kain perca jadi produk bernilai jual.
Kain perca yang tadinya hanya jadi sampah, kini disulap menjadi produk bernilai jual tinggi di tangan-tangan terampil.
Di Purwokerto, sebanyak 12 penyandang disabilitas tunarungu dan tuna wicara nampak sibuk mengolah tumpukan sisa kain produksi itu menjadi kerajinan cantik yang siap dipasarkan.
Pemandangan penuh semangat ini terlihat dalam pelatihan keterampilan menjahit yang digelar di tempat produksi Fashion Dejarumi Purwokerto Barat, Rabu (15/11/2025).
Mereka bukanlah orang baru. Para peserta ini sehari-harinya memang telah menjadi bagian penting dalam proses produksi berbagai koleksi di UMKM tersebut.
Bagi Dejarumi, kegiatan ini bukan sekadar mengisi waktu. UMKM yang bergerak dibidang Fashion itu memiliki komitmen kuat untuk terus memberdayakan penyandang disabilitas.
Berdayakan Penyandang Disabilitas
Tujuannya jelas, agar penyandang disabilitas lebih mandiri secara ekonomi melalui keterampilan menjahit dan kreativitas tanpa batas.
Owner Dejarumi Purwokerto, Ari Nugroho, mengatakan bahwa ide pelatihan ini berawal dari keinginan untuk mengoptimalkan sisa kain produksi agar tidak menjadi limbah. Lamngkah ini, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.
“Hari ini di Dejarumi ada pelatihan menjahit kain perca. Jadi kita memanfaatkan kain-kain perca dari sisa potongan jahitan untuk dibuat menjadi dompet supaya lebih bernilai guna,” katanya.
Pada saat pelatihan yang hangat itu, para peserta fokus belajar membuat pouch tempat make-up dan tas kecil.
Strategi Pemasaran
Hasil karya mereka tidak akan disimpan sendiri; produk-produk unik ini akan langsung dipasarkan secara digital melalui media sosial dan marketplace. Selain itu juga secara luring melalui berbagai pameran kerajinan.
Kegiatan positif ini juga merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Telkom University Purwokerto.
Ini adalah kelanjutan dari program sebelumnya, di mana para peserta yang sama telah dibekali pelatihan pembuatan konten digital.
Strategi Pemasaran
Keterampilan ini menjadi modal penting untuk mendukung strategi promosi di media sosial yang telah direncanakan. Ari pun berharap langkah ini bisa menginspirasi lebih banyak pihak.
“Ini baru dilaksanakan dan diharapkan ke depan mungkin ada juga instansi lain yang mau men-support kegiatan Dejarumi bersama teman-teman disabilitas lainnya,” kata Ari.
Antusiasme para peserta pun tak tersembunyi. Salah satunya Tati Dumilah, warga Kemutug Kidul Baturraden. Melalui seorang penerjemah bahasa isyarat, ia mengungkapkan rasa syukurnya.
“Tadi belajar menjahit dompet di pelatihan. Terima kasih untuk Dejarumi karena teman-teman tuli bisa belajar di pelatihan ini,” kata Tati.



