Direktur Utama PSCS Cilacap, Suhud mengundurkan diri dari jabatannya. Ada beberapa alasan yang dia kemukakan sehingga mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PSCS Cilacap. Atas situasi terbaru tersebut, Ketua Umum DPP Laskar Nusakambangan (Lanus) yakni Nasukin mengeluarkan pernyataannya.
Saat dihubungi seputarbanyumas.com, Nasukin mengatakan setelah pengunduran Suhud, pihaknya ingin bertemu dengan CEO PSCS Cilacap Fanny Irawatie. Pihaknya ingin ada surat resmi dari Fanny terkait pengunduran diri Suhud. Sebab, memang Suhud mendapatkan mandat sebagai Direktur Utama dari CEO PSCS Cilacap. “Setelah ada surat resmi dari Bu Fanny, kita bisa melangkah bareng,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa sudah ada pihak yang akan memberikan hibah uang pada PSCS Cilacap melalui suporter. Uang tersebut untuk membeli saham. Dari situ nanti bisa dibicarakan lebih rinci dengan CEO PSCS untuk langkah selanjutnya.
Nasukin mengatakan, dalam sebuah kesempatan terdahulu, pihaknya pernah berbicara pada CEO PSCS. Dalam pembicaraan tersebut, memang ada niat besar agar PSCS bisa tetap main di Liga 4. Bahkan, dengan beberapa skenario yang mungkin terjadi.
PSCS Cilacap dan Situasi Belakangan Ini
Seperti diketahui, kabar tak mengenakkan beberapa kali mendera PSCS dalam waktu belakangan ini. Pertama adalah soal sanksi dari FIFA. FIFA memberi sanksi pada PSCS terhitung sejak 28 Oktober 2025. Intinya, PSCS tidak bisa mendaftarkan pemain.
Tidak dijelaskan apa alasan PSCS tidak bisa mendaftarkan pemain. Namun, biasanya sanksi tersebut diberikan terkait hak pemain yang belum diberikan. Jika sanksi itu tidak direspons PSCS, maka akan menyulitkan tim Hiu dari Selatan tersebut.
Kemudian, muncul kabar di media sosial bahwa pemain PSCS tidak mendapatkan konsumsi dari manajemen selama dua hari. Hal ini tentu sangat miris mengingat pemain tentu membutuhkan konsumsi selayaknya pemain sepak bola dari manajemen.
Dari kabar soal konsumsi pemain tersebut, muncul pertanyaan pada Direktur Utama PSCS Suhud. Setelahnya, Suhud kemudian mengeluarkan pernyataan di media sosialnya bahwa dia mengundurkan diri dari PSCS. Ada beberapa alasan dari Suhud mengapa dia mengundurkan diri dari PSCS.
PSCS Cilacap Terus Menurun
PSCS Cilacap sebenarnya adalah tim yang cukup stabil di Liga 2. Bahkan, mereka pernah juara ISC B pada 2016. ISC B adalah ajang yang dibuat ketika PSSI dihukum FIFA sehingga liga tidak diadakan.
Namun, belakangan PSCS memang terus menurun. Dua musim lalu PSCS masih bermain di Liga 2. Tapi kemudian terdegradasi di Liga 3. Di Liga 3 juga hanya semusim dan terdegradasi ke Liga 4. PSCS kini selevel dengan tim dari eks Karesidenan Banyumas lainnya yang berlevel Liga 4 yakni Persibas Banyumas, Persibara Banjarnegara, Persibangga Purbalingga, dan bahkan Wijayakusuma FC yang musim lalu mengikuti Liga 4.
Liga 4
Seperti diketahui, Liga 4 adalah ajang terbawah dalam piramida kompetisi di Indonesia. Liga 4 ini dimulai dari level kabupaten atau kota. Sehingga kabupaten atau kota menyelenggarakan Liga 4 dan pemenangnya berhak maju di level provinsi.
Hanya saja, banyak kabupaten atau kota di Jawa Tengah yang tak bisa menjalankan Liga 4. Salah satu alasannya adalah minimnya tim yang sesuai dengan regulasi. Untuk mengadakan Liga 4 level kabupaten atau kota maka harus ada minimal 8 klub yang telah berbadan hukum.
Dengan situasi itu maka banyak yang tidak menggelar Liga 4. Akhirnya klub-klub di Jawa Tengah akan langsung main di level provinsi. Liga 4 Jawa Tengah akan berlangsung dari Desember 2025 sampai Februari 2026.
Tapi tidak semua tim akan ikut Liga Jawa Tengah. Persibat Batang yang musim lalu bermain, di musim ini sepertinya tidak akan bermain. Tidak ada aktivitas berarti dari Persibat Batang. Persip Kota Pekalongan juga tidak ada informasi apakah masih akan main atau tidak. Bahkan, juara Liga 4 Jateng musim lalu, Persebi Boyolali juga belum ada tanda ikut Liga 4.
Nantinya, mereka yang terbaik di level provinsi akan bisa main di level nasional. Berapa jatah per provinsi ke level nasional akan ditentukan oleh otoritas liga. Di level nasional, mereka akan bertanding dan beberapa yang terbaik berhak promosi ke Liga 3 atau yang musim lalu bernama Liga Nusantara.
Jadi memang, jika ingin lolos atau promosi ke Liga 3, jalan yang ditempuh sangat panjang. Karena jalan yang ditempuh sangat panjang, butuh logistik yang memadai. Apalagi jika sistem kompetisi menggunakan kandang tandang, maka akan lebih banyak logistik yang dibutuhkan untuk mengikuti Liga 4.



