Seputar BanyumasSeputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Pencarian
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Ikuti Kami
© 2025 Seputar Banyumas. All Rights Reserved.
Seputar Banyumas > Artikel > Banyumas > Fenomena Padel: Dari Booming di Swedia, Kini Naik Daun di Purwokerto
BanyumasOlahraga

Fenomena Padel: Dari Booming di Swedia, Kini Naik Daun di Purwokerto

Santo
Terakhir diperbarui: 7 November 2025 12:46
Santo
Membagikan
Padel
Membagikan

Padel tengah menjadi pembicaraan hangat di berbagai kota besar di Indonesia. Lapangan-lapangan baru bermunculan di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, hingga Purwokerto, menandai tren baru dalam gaya hidup olahraga perkotaan.

Contents
  • Awal Booming di Swedia
  • Kelebihan Suplai Menghancurkan Ekosistem Padel
  • Padel Memasuki Fase Kematangan
  • Di Indonesia: Padel Baru Saja Memasuki Masa Emas
  • Dapatkah Indonesia Mengalami Nasib yang Sama dengan Swedia?

Data dari The International Padel Federation (FIP) menunjukkan bahwa Indonesia kini menempati peringkat keenam sebagai negara dengan pertumbuhan padel tercepat di Asia Tenggara.

Indonesia juga menduduki peringkat ke-29 dalam perkembangan padel di tingkat global. Angka tersebut menggambarkan bahwa olahraga raket foam ini bukan sekadar tren sesaat.

Tetapi telah membentuk pasar yang berkembang di tengah masyarakat urban yang mendambakan olahraga menyenangkan, bersifat sosial, dan tidak terlalu kompleks.

Namun, kisah berkembangnya olahraga ini di Indonesia menarik untuk dibandingkan dengan perjalanan olahraga ini di Swedia.

Negara tersebut pernah menjadi episentrum ledakannya di dunia. Namun, beberapa tahun terakhir, Swedia justru menyaksikan penutupan massal fasilitas.

Kemudian kebangkrutan perusahaan penyedia lapangan, dan kejenuhan pasar. Pertanyaannya: mengapa olahraga ini meredup di Swedia, tetapi justru bersinar di Indonesia?

Awal Booming di Swedia

Olahraga ini mulai masuk ke Swedia pada pertengahan 2010-an. Awalnya hanya berkembang melalui komunitas terbatas di kota Helsingborg dan Båstad, wilayah selatan yang aktif dalam budaya olahraga raket.

Namun, rasa penasaran berubah menjadi ketertarikan massal ketika tokoh terkenal ikut terlibat dalam pengembangannya.

Baca juga  Rampas Truk di Purwokerto, Lima Debt Collector Diamankan Polresta Banyumas

Dua sosok publik yang paling berperan adalah mantan petenis profesional Jonas Björkman dan penyanyi Måns Zelmerlöw, yang bersama-sama mendirikan PDL Frihamnen di Stockholm.

Kehadiran fasilitas tersebut membawa padel dari olahraga eksklusif menjadi kegiatan mainstream. Situasinya semakin memuncak ketika ikon sepak bola Zlatan Ibrahimović membuka jaringan di Årsta dan beberapa kota lainnya, membuat olahraga ini menjadi tren nasional.

Ketika pandemi COVID-19 melanda dan banyak tempat olahraga seperti gym tutup, olahraga baru ini memperoleh momentum besar.

Dengan karakter permainan yang minim kontak fisik, bisa dimainkan berpasangan, dan tetap memungkinkan interaksi sosial. Sehingga, olahraga ini menjadi pilihan ideal bagi masyarakat Swedia yang ingin tetap aktif.

Menurut Padel Magazine, selama masa pandemi, jumlah lapangan di Swedia meningkat lebih dari 1.000%. Namun, ledakan tersebut justru menjadi awal dari masalah besar beberapa tahun kemudian.

Kelebihan Suplai Menghancurkan Ekosistem Padel

Ketika pembatasan pandemi dicabut, masyarakat Swedia kembali pada rutinitas kerja dan aktivitas luar rumah yang beragam. Permintaan bermain mulai menurun secara bertahap.

Namun, jumlah lapangan yang terlanjur dibangun sudah terlampau banyak. Pasar pun mengalami kelebihan suplai yang besar.

Salah satu penyebab terbesar dari penurunan ini adalah ekspansi yang terlalu cepat. Banyak investor dan pengusaha terpikat dengan keuntungan jangka pendek.

Sementara itu, produsen perlengkapan melakukan produksi besar-besaran. Ketika permintaan menurun, pasar dipenuhi stok berlebih, membuat harga turun drastis dan keuntungan ambruk.

Baca juga  Banjarnegara Bakal Jadi Tuan Rumah Babak Kualifikasi Porprov

Dengan kata lain, bukan masyarakat yang berhenti mencintainya— tetapi pasar tumbuh jauh melebihi kebutuhan yang realistis.

Padel Memasuki Fase Kematangan

Meski banyak fasilitas tutup, padel sebenarnya tetap dimainkan di Swedia. Bedanya, kini ia tidak lagi menjadi tren sensasional seperti masa pandemi. Olahraga ini sedang memasuki fase stabilisasi dan menjadi bagian dari struktur olahraga yang lebih berkelanjutan.

Federasi Olahraga Swedia (Riksidrottsförbundet) mulai memasukkan padel ke dalam program klub resmi.

Fokus kini beralih pada pengembangan pemain muda dan struktur kompetisi terorganisir, serta pembentukan komunitas yang stabil. Artinya, olahraga ini tidak punah — ia tumbuh lebih dewasa.

Di Indonesia: Padel Baru Saja Memasuki Masa Emas

Padel Park Purwokerto
Salah satu lapangan baru yang segera buka di Purwokerto.

Berbanding terbalik dengan Swedia, Indonesia kini sedang memasuki fase euforia padel. Banyak faktor yang membuat padel cepat diterima:

  • Mudah dimainkan oleh pemula
    Aturannya sederhana dan tidak memerlukan teknik sekompleks tenis.
  • Menjadi ruang sosial dan networking
    Pemain dapat bertemu teman baru, komunitas berkembang, dan interaksi antarprofesi terjadi secara natural.
  • Cocok untuk gaya hidup urban
    Durasi permainan rata-rata hanya sekitar satu jam—pas dengan kesibukan pekerja kota.

Hal ini dibenarkan oleh Antonius Aditya, seorang pemain padel yang belakangan cukup aktif di Purwokerto.

“Dulu saya merasa enggak bisa olahraga permainan, tapi ternyata padel agak beda. Mainnya fun dan malah ketagihan. Selain olahraga, saya dapat banyak teman dan jaringan kerja,” katanya.

Baca juga  Padel Booming di Purwokerto, Ekonomi Lokal Ikut Ngegas!

Sementara itu, Imam, pengusaha muda yang sedang mempersiapkan Padel Park Purwokerto menyebut, minat pada permainan ini di Purwokerto meningkat dari waktu ke waktu.

“Saya memantau sekilas dari court yang sudah ada, jumlah pemain pemula meningkat signifikan. Tingkat keterisian lapangan juga naik terus,” ujar Imam.

Selain itu, Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) sudah dapat pengakuan KONI dan padel pernah masuk sebagai cabang ekshibisi di Pekan Olahraga Nasional (PON).

Artinya, infrastruktur formal sudah terbentuk sejak awal—berbeda dengan Swedia yang pada awalnya lebih didorong oleh tren tanpa struktur organisasi kuat.

Dapatkah Indonesia Mengalami Nasib yang Sama dengan Swedia?

Pertanyaan terbesar bagi pelaku olahraga dan investor, apakah di Indonesia akan mengalami kejenuhan seperti di Swedia?

Menurut Imam belum tentu, selama beberapa aspek jadi perhatian bersama. Menurutnya, ekspansi fasilitas harus mengikuti pertumbuhan komunitas, bukan sebaliknya.

Kemudian lapangan sebaiknya dibangun berbasis kebutuhan wilayah, bukan sekadar mengejar tren.

“Pembentukan klub, liga komunitas, pelatihan pelatih, dan turnamen junior sepertinya harus jadi prioritas bersama,” kata dia.

Indonesia memiliki peluang besar untuk memastikan olahraga ‘tabok bola’ ini bertahan lama. Namun keberlanjutan harus dibangun dari komunitas, bukan hanya investasi fisik.

Kisah olahraga ini di Swedia adalah peringatan, sementara kisahnya di Indonesia adalah kesempatan.

Jika dikelola dengan visi jangka panjang, olahraga ini berpotensi menjadi bagian tetap dari budaya olahraga Indonesia, bukan sekadar tren sesaat.

TAG:gaya hidup sehatgaya hidup urbaninvestasi olahragakomunitas padellapangan padelolahraga raketpadel Indonesiapadel swediaperkembangan padel asiatren olahraga
Artikel Sebelumnya pembunuh ayah Pembunuh Ayah di Siwarak Purbalingga, Mengidap Skizofrenia Kronis
Artikel Selanjutnya orang sedang sakit perut, perut sumber penyakit Penjelasan Hadis dan Fakta Medis Soal Perut yang Menjadi Sumber Penyakit

Tetap Update Berita Terbaru!

Follow akun media sosial Seputar Banyumas dan jangan lewatkan kabar penting seputar Banyumas dan sekitarnya!
FacebookSuka
XMengikuti
InstagramMengikuti
YoutubeSubscribe
TiktokMengikuti
- Advertisement -
Sumpah Pemuda

Mungkin Anda Suka

pembangunan perumahan sapphire mansion
Banyumas

Awal Mencuatnya Permasalahan Pembangunan Sapphire Mansion

Oleh Besari
pembangunan perumahan sapphire mansion
Banyumas

Tim Polda Jateng Turun Lapangan Atasi Pengembang Sapphire Mansion yang Bandel 

Oleh Besari
Manajemen PSCS
CilacapOlahraga

Manajemen PSCS Sebut Suhud Tak Bertanggung Jawab

Oleh Djamal SG
PSCS Cilacap
CilacapOlahraga

PSCS Cilacap Tuai Polemik, Bupati Syamsul Buka Suara

Oleh Faiz Ardani
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
Ikuti Kami
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Kebijakan Privasi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lupa password?