Kerajinan bambu kreativitas pengrajin asal Kabupaten Banjarnegara, kembali menembus pasar internasional. Produk kerajinan bambu karya Ade Masgun, warga Desa Derik, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, kini sukses menarik minat pasar Eropa, khususnya Belanda dan Prancis.
Meski diproduksi dari bengkel sederhana, kerajinan bambu karya Ade mampu bersaing dengan produk luar negeri berkat keunikan desain dan kualitas bahan yang ramah lingkungan. Permintaan kerajinan bambu untuk berbagai produk seperti furniture, gazebo, meja, kursi, lemari, hingga hiasan interior terus mengalir dari pembeli luar negeri.
“Kami memproduksi berbagai jenis furniture dari bambu, mulai dari meja, kursi, hingga gazebo. Semua bahan kami ambil dari bambu lokal Banjarnegara yang terkenal kuat dan lentur,” ujar Ade Masgun, Jumat (31/10/2025).
Limbah Bambu Disulap Jadi Karya Bernilai
Selain memproduksi perabot rumah tangga, Ade juga dikenal kreatif dalam mengolah sisa potongan bambu menjadi produk kecil bernilai tinggi. Potongan bambu yang biasanya dibuang, kini ia manfaatkan untuk membuat gelas, tempat pensil, vas bunga, hingga suvenir kerajinan tangan (handicraft).
“Saya ingin di bengkel ini tidak ada limbah yang terbuang. Potongan bambu yang tersisa justru saya jadikan karya baru seperti gelas dan tempat pensil,” ujarnya.
Langkah inovatif ini bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga membuka peluang usaha tambahan dengan nilai jual yang cukup tinggi.
Dari Banjarnegara ke Eropa
Sejak mulai merintis usaha pada tahun 2019, Ade terus mengembangkan desain dan teknik pengolahan bambu agar bisa diterima pasar global. Usahanya kini membuahkan hasil: beberapa produknya telah dikirim ke Eropa melalui pihak eksportir yang sudah memiliki izin resmi.
“Produk kami sudah sampai ke Belanda dan Prancis. Untuk sementara ekspor masih melalui pihak lain karena izin ekspor belum kami miliki sendiri,” jelasnya.
Untuk pasar lokal, Ade tetap melayani permintaan gazebo dan produk dekoratif bambu dengan harga yang lebih terjangkau.

Harga Terjangkau, Kualitas Berkelas
Harga satu set meja dan kursi bambu di pasar lokal berkisar antara Rp800 ribu hingga Rp1 juta. Namun, untuk produk ekspor ke pasar Eropa, harga bisa mencapai Rp3 juta per set, tergantung desain dan tingkat kesulitan pengerjaan.
Pembuatan satu set furniture biasanya memakan waktu sekitar satu minggu jika dikerjakan sendiri. Namun untuk pesanan besar, Ade melibatkan pengrajin bambu lain di sekitar desanya agar proses produksi lebih cepat dan efisien.
Potensi Alam yang Melimpah
Banjarnegara dikenal sebagai salah satu daerah penghasil bambu terbaik di Jawa Tengah. Jenis bambu seperti bambu wulung dan bambu tali banyak tumbuh di wilayah ini dan menjadi bahan baku utama industri kerajinan lokal.
Ade berharap semakin banyak pelaku kreatif di Banjarnegara yang memanfaatkan kekayaan alam daerahnya untuk berkarya dan menembus pasar global.
“Bambu di Banjarnegara sangat melimpah. Saya berharap para perajin muda bisa terus berinovasi dan menghasilkan karya yang punya nilai jual tinggi,” katanya.



