
SEPUTARBANYUMAS.COM – Dinding penjara tak lagi menjadi batas bagi harapan dan kreativitas. Untuk itu, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap justru membuka ruang baru untuk tumbuh dan berkembang.
Bekerja sama dengan CV Rajasa Mas, Lapas Cilacap meluncurkan pelatihan menganyam berbasis serat alam, Senin (16/6), sebagai bagian dari transformasi pembinaan narapidana menuju arah yang lebih produktif.
Sebelas warga binaan menjadi pionir dalam pelatihan ini. Dengan daun pandan sebagai bahan utama, mereka diajarkan keterampilan menganyam yang tidak hanya mengasah ketekunan dan kreativitas, tetapi juga memberi makna baru pada hari-hari mereka di balik jeruji.
Uniknya, para peserta ini tidak akan berhenti sampai di pelatihan saja, mereka juga akan menjadi mentor bagi sesama narapidana, menyebarkan ilmu yang mereka peroleh sebagai bentuk solidaritas dan harapan bersama.
Program ini bukan sekadar pelatihan teknis. Ini adalah langkah konkret dalam membangun kemandirian, memperkuat karakter, dan menyiapkan masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang pernah tersandung hukum.
Kepala Lapas Kelas IIB Cilacap, Efendi Johan, dengan tegas menyampaikan bahwa kondisi keterbatasan justru menjadi alasan untuk terus bergerak maju.
“Kami menyadari bahwa jumlah penghuni kami memang melebihi kapasitas ideal. Tapi justru itu jadi alasan kami untuk terus menciptakan ruang-ruang produktif, memanfaatkan itu menjadi kekuatan bukan suatu kelemahan,” ujarnya optimis.
Lebih jauh, Efendi menekankan bahwa keterbatasan fisik bukan alasan untuk membatasi pertumbuhan manusia. “Ketika ruang sempit tak bisa diperluas, maka potensi manusianya yang kami luaskan. Hari ini dan untuk selanjutnya kita akan coba buktikan hal itu,” tambahnya.
Kepala Subsie Kegiatan Kerja, Nanda Hakiki, menyampaikan bahwa pembinaan ini merupakan bagian dari visi besar menjadikan Lapas Cilacap sebagai Lapas Industri Mandiri.
“Kegiatan ini tidak hanya sekedar pembinaan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian, kreativitas, dan semangat produktivitas. Bagi kami, pembinaan bukan proyek jangka pendek. Ini adalah investasi jangka panjang bagi manusia yang sempat tersandung tapi tak ingin tumbang,” tuturnya.
Upaya ini juga mendapat sambutan positif dari sektor swasta. Amalia Ayu, perwakilan dari CV Rajasa Mas, mengapresiasi kerja sama ini sebagai bentuk nyata kontribusi sosial.
“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan membuka jalan bagi warga binaan untuk berkontribusi secara positif setelah masa pidana mereka berakhir,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Lapas Cilacap membuktikan bahwa pembinaan bukan sekadar wacana. Di balik jeruji, ada peluang. Di tengah keterbatasan, tumbuh harapan.

 
 
 
 
 
 
 