
SEPUTARBANYUMAS.COM – Siapa bilang lembaga pemasyarakatan hanya tempat hukuman? Di balik tembok tinggi Lapas Khusus Kelas IIA Karanganyar, Nusakambangan, sebuah transformasi diam-diam sedang berlangsung yakni penjara menjadi ruang belajar dan berkebun. Terbaru, lapas ini menanam 120 bibit pohon katuk sebagai bagian dari program edukasi pertanian dan ketahanan pangan berkelanjutan.
Penanaman katuk yang dilakukan oleh pegawai dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) ini bukan sekadar rutinitas penghijauan, melainkan bagian dari strategi pembinaan berbasis keterampilan yang terus dikembangkan di lingkungan pemasyarakatan. Program ini sejalan dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Jawa Tengah yang mendorong semua lapas mengoptimalkan lahan produktif untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Tanaman katuk dipilih karena kemudahan tumbuh di berbagai jenis tanah serta kandungan gizi yang tinggi. Selain untuk konsumsi warga binaan, hasil panen ke depan dapat menjadi sumber pangan alternatif dan mendukung gizi seimbang di lingkungan lapas. Dalam jangka panjang, pembinaan seperti ini juga memberi bekal keterampilan kepada warga binaan agar memiliki kemampuan produktif ketika kembali ke masyarakat.
Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan dapur, kebun katuk ini diharapkan menjadi ruang tumbuh, bukan hanya bagi tanaman, tetapi juga bagi kesadaran, tanggung jawab, dan masa depan yang lebih baik.
Kepala Lapas Karanganyar, Riko Purnama Candea menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar aktivitas bercocok tanam. “Penanaman katuk ini adalah bagian dari strategi pembinaan yang produktif. Selain menyentuh aspek ketahanan pangan, ini juga memberikan edukasi keterampilan pertanian yang bermanfaat bagi warga binaan,” ujarnya, Senin (16/6/2025).
Lebih jauh, ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini berkontribusi pada rehabilitasi yang bermartabat dan berwawasan lingkungan. Pemanfaatan lahan menjadi kebun produktif juga mengurangi potensi lahan tidur di dalam lembaga pemasyarakatan, sekaligus menciptakan ruang hijau yang memberi manfaat ekologis.
Diharapkan, bibit-bibit katuk yang ditanam kali ini tidak hanya tumbuh subur secara fisik, tetapi juga menumbuhkan semangat kemandirian, edukasi, dan keberlanjutan baik bagi penghuni lapas maupun lingkungan sekitarnya. Sebuah langkah kecil yang berdampak besar, menjadikan lapas bukan hanya tempat menebus kesalahan, tetapi juga tempat menanam masa depan.

 
 
 
 
 
 
 