
SEPUTARBANYUMAS.COM – Lonjakan penumpang kereta api terjadi di wilayah PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto pada hari terakhir libur Iduladha 1446 H, Senin (9/6/2025). Hingga pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 17.424 penumpang naik dan 13.574 penumpang turun di seluruh stasiun Daop 5. Angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah hingga malam hari.
Momen arus balik kali ini menjadi titik krusial bagi pergerakan penumpang di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Manager Humas Daop 5 Purwokerto, Krisbiyantoro, menyatakan bahwa antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk menggunakan moda kereta api sebagai pilihan utama.
“Arus balik Iduladha menjadi momentum penting yang mendorong tingginya animo masyarakat menggunakan kereta api sebagai moda transportasi utama. Kami mencatat okupansi kereta api keberangkatan dari Stasiun Purwokerto, Kutoarjo, dan Cilacap mencapai 14.154 tiket terjual, atau 139% dari kapasitas harian yang tersedia sebanyak 10.179 tempat duduk,” jelasnya.
Lima stasiun terpadat di Daop 5 hari ini adalah Stasiun Purwokerto dengan 6.065 penumpang naik dan 6.372 turun, disusul Kutoarjo, Kroya, Kebumen, dan Gombong. Stasiun-stasiun ini menjadi simpul pergerakan utama penumpang dari berbagai kota tujuan.
KAI Daop 5 pun sigap merespons lonjakan penumpang dengan optimalisasi layanan. “Kami telah melakukan antisipasi dengan mengoptimalkan pelayanan di stasiun-stasiun, khususnya Purwokerto dan Kutoarjo yang menjadi titik konsentrasi penumpang. Upaya ini kami lakukan agar perjalanan arus balik Iduladha berjalan lancar, aman, dan nyaman bagi seluruh penumpang,” tambah Krisbiyantoro.
PT KAI Daop 5 juga menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas. Masyarakat pun diimbau untuk memanfaatkan layanan pemesanan tiket daring dan datang lebih awal ke stasiun guna menghindari antrean panjang.
“Terima kasih atas kepercayaan masyarakat yang terus memilih kereta api sebagai solusi perjalanan jarak jauh, serta mendukung upaya KAI dalam mewujudkan layanan transportasi publik yang modern dan berkelanjutan,” tutup Krisbiyantoro.



