Expo Kewirausahaan 2025 Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menjadi sorotan setelah sukses digelar pada Jumat, 14 November 2025.
Ajang ini merupakan puncak dari rangkaian Praktikum Kewirausahaan Program D3 yang berlangsung sejak 8 September 2025. Melalui Expo Kewirausahaan 2025, mahasiswa diberi ruang untuk mempraktikkan seluruh proses berwirausaha secara langsung.
Mulai dari perencanaan mendetail hingga evaluasi akhir, sehingga mereka merasakan pengalaman nyata mengelola sebuah usaha dari nol.
Koordinator Praktikum Laboratorium Ekonomi, Bagus Junior, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi laboratorium lapangan bagi mahasiswa.
Saat memberikan pemaparan dalam sesi diskusi yang dipandu Ir. H. Alief Einstein, M.Hum. dari kafapet unsoed, Bagus menegaskan bahwa seluruh rangkaian praktikum dirancang agar mahasiswa tidak hanya memahami teori kewirausahaan, tetapi mampu menerapkannya dalam situasi nyata.
Expo Kewirausahaan 2025, menurutnya adalah momen bagi mahasiswa memperlihatkan apa yang telah mereka bangun selama lebih dari dua bulan proses pembelajaran.
Perencanaan Bisnis Berbasis Teknologi
Bagus menjelaskan bahwa proses persiapan sudah dimulai sejak pekan pertama praktikum. Mahasiswa diminta merancang rencana bisnis menggunakan aplikasi dari Wadhwani Foundation, sebuah platform digital yang menyediakan alat bantu untuk menyusun model bisnis secara komprehensif.
Dengan bantuan teknologi ini, mahasiswa dilatih mengevaluasi peluang usaha, menentukan segmen pasar, hingga menyusun strategi pemasaran yang relevan.
Tahap perencanaan menjadi fondasi sebelum mahasiswa memasuki proses produksi. Setelah rencana usaha dinilai layak, mahasiswa kemudian memproduksi barang atau jasa sesuai konsep kelompok.
Produk-produk tersebut selanjutnya dipresentasikan di hadapan dosen pembimbing untuk memastikan kesesuaian antara konsep, produksi, dan strategi pemasaran.
Setelah melewati proses produksi, mahasiswa mendapatkan kesempatan meminjam modal untuk digunakan dalam kegiatan pemasaran dan penjualan langsung.
Dengan demikian, mahasiswa mengalami sendiri bagaimana mengelola dana, menghitung harga pokok produksi, menentukan margin, serta mengatur strategi promosi agar produk dapat bersaing.
Keseluruhan rangkaian kegiatan ini ditutup dengan analisis usaha, sehingga mahasiswa memperoleh gambaran utuh tentang siklus kewirausahaan.
Persiapan Expo Kewirausahaan 2025 yang Padat
Menjelang kegiatan expo, mahasiswa sudah mulai mempersiapkan stand masing-masing sejak pukul 06.00 WIB. Total terdapat 164 mahasiswa yang berpartisipasi, tersebar dalam 24 stand produk.
Jumlah tersebut menunjukkan antusiasme tinggi sekaligus kesiapan mahasiswa untuk menampilkan usaha mereka kepada civitas akademika dan masyarakat umum.
Setelah absensi peserta dilakukan pada pukul 07.00 WIB, panitia mulai menata area acara dan mempersiapkan seremoni pembukaan.
Tepat pukul 08.00 WIB, acara Expo Kewirausahaan ini dibuka melalui prosesi pemotongan pita oleh Dekan Fakultas Peternakan Unsoed, Ir. Novie Andri Setianto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
Dalam sambutannya, Dekan menegaskan pentingnya kegiatan lapangan seperti ini dalam membangun mental wirausaha mahasiswa.
“Kuliah bukan sekadar teori. Wirausaha harus dipraktikkan. Expo Kewirausahaan ini adalah wadah bagi mahasiswa untuk menjalankan langkah-langkah usaha secara langsung,” ujarnya tegas.
Konsep Inovasi dan Profesionalisme Berbisnis
Penanggung Jawab Mata Kuliah, Dr. Ir. Krismiwati Muatip, M.Si., IPU., ASEAN Eng, turut memberikan apresiasi terhadap kinerja mahasiswa.
Ia menyampaikan bahwa Expo Kewirausahaan ini dirancang untuk membantu mahasiswa memahami berbagai konsep kunci dalam dunia bisnis, seperti adopsi inovasi, strategi meningkatkan omzet, disiplin kerja, dan profesionalisme.
Menurutnya, mahasiswa tidak hanya belajar menjual produk, tetapi juga menjalani proses berpikir kritis untuk menyesuaikan teori dengan realitas lapangan.
Dengan demikian, Expo Kewirausahaan menjadi sarana efektif untuk melihat seberapa jauh mahasiswa mampu mengaplikasikan pembelajaran dalam kondisi yang mendekati dunia kerja dan dunia usaha sebenarnya.
Maskot, Dekorasi, dan Pembayaran Digital

Satu hal yang menjadi perhatian pada Expo Kewirausahaan 2025 adalah penerapan digitalisasi pembayaran. Bayu, salah satu panitia, menyampaikan bahwa penggunaan transaksi digital seperti QRIS dan transfer bank semakin banyak digunakan.
Langkah ini menjadi indikator bahwa mahasiswa mulai memahami pentingnya adaptasi teknologi dalam dunia usaha.
Selain itu, suasana expo semakin meriah dengan hadirnya maskot yang dibuat oleh tiap kelompok. Setiap stand tampil dengan karakteristik unik melalui dekorasi kreatif, gimmick promosi, hingga pemutaran musik ringan yang membuat suasana terasa hidup.
Hal tersebut tidak hanya memperkuat identitas masing-masing kelompok, tetapi juga menciptakan daya tarik bagi pengunjung yang datang.
Produk yang dipamerkan pun semakin beragam, mulai dari minuman kekinian, olahan pangan, hingga produk inovatif yang relevan dengan dunia peternakan. Pengunjung memberikan apresiasi atas variasi produk dan pelayanan mahasiswa yang dinilai semakin profesional.
Bagi mahasiswa sendiri, kesempatan melayani pelanggan secara langsung menjadi pengalaman berharga dalam membangun kepercayaan diri dan keterampilan komunikasi.
Golden Mango, Produk Paling Diburu Pengunjung
Salah satu produk yang menjadi sorotan adalah Golden Mango Milky Orange, minuman segar yang beberapa kali habis terjual selama expo berlangsung.
Pengunjung bernama Delia mengatakan bahwa minuman tersebut memiliki rasa unik karena perpaduan kesegaran jeruk dan gurihnya susu.
“Rasanya unik, manis dan gurih dari susu menyatu dengan segarnya jeruk. Apalagi cuaca panas, jadi langsung laris,” ujarnya.
Ketua kelompok 2I, Salman, menjelaskan bahwa produk tersebut dibuat untuk menjawab tren minuman kekinian yang digemari mahasiswa. Dengan harga terjangkau dan rasa yang menarik, produk tersebut mampu menarik perhatian pengunjung sejak awal kegiatan.
Manajemen Expo Kewirausahaan yang Lebih Matang
Ketua Pelaksana Expo, Ramdan Kursito, menyampaikan bahwa persiapan yang dilakukan tahun ini lebih panjang dan terstruktur dibandingkan tahun sebelumnya.
Lokasi expo sengaja dipusatkan di halaman Gedung B Fapet Unsoed agar interaksi antara peserta dan pengunjung lebih optimal. Menurut Ramdan, pilihan lokasi strategis ini terbukti efektif meningkatkan minat pengunjung.
Ia mencatat bahwa Expo Kewirausahaan ini dikunjungi sekitar 500 orang, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga masyarakat umum. Tingginya jumlah pengunjung menjadi indikator bahwa expo semakin dikenal dan mendapat tempat di kalangan civitas akademika Unsoed.
Meski demikian, Ramdan mengakui bahwa sejumlah aspek perlu dievaluasi ke depan, terutama dalam manajemen waktu, konsistensi kualitas produk, serta kesiapan stok untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung.
Evaluasi tersebut penting agar expo di tahun-tahun mendatang dapat berlangsung lebih baik dan memberi manfaat lebih luas.
Harapan untuk Pengembangan Expo Berikutnya
Bagus Junior menambahkan bahwa penerapan adopsi inovasi pada pelaksanaan expo tahun ini semakin baik, terutama sejak mahasiswa menggunakan aplikasi Wadhwani Foundation dalam tahap perencanaan bisnis.
Namun ia menekankan bahwa evaluasi tetap dibutuhkan, khususnya dalam mengembangkan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar.
Menurutnya, akan lebih baik jika mahasiswa dapat menghadirkan inovasi yang mengarah pada sektor peternakan secara lebih spesifik, sehingga relevansinya dengan bidang keilmuan menjadi lebih kuat.
Penanggungjawab Praktikum, Ir. Nunung Noor Hidayat, MP, menutup rangkaian kegiatan dengan harapan agar expo ke depan semakin berkembang.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak luar, termasuk sponsor, agar kegiatan memiliki jangkauan dan dampak lebih luas.
Selain itu, ia berharap mahasiswa dapat menghasilkan inovasi yang tidak hanya menarik, tetapi juga menjawab kebutuhan industri peternakan di era modern.





