
SEPUTARBANYUMAS.COM – Pendidikan vokasi semakin dituntut untuk tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja. Menjawab tantangan tersebut, SMK Dr. Soetomo Cilacap mendorong pendekatan edupreneurship sebagai strategi unggulan di Program Keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV).
Pendekatan ini bertujuan menciptakan pembelajaran berbasis praktik bisnis riil yang membekali siswa dengan keterampilan teknis sekaligus jiwa kewirausahaan.
Menurut Marwanto, Waka Kurikulum SMK Dr. Soetomo sekaligus penulis kajian ini, edupreneurship merupakan perpaduan antara proses pembelajaran dan kegiatan wirausaha yang didesain dalam konteks pendidikan. Di sekolah vokasi, konsep ini relevan untuk menciptakan siswa yang tidak hanya trampil secara teknis, tetapi juga mampu membaca peluang pasar.
“Desain komunikasi visual memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk bernilai ekonomi seperti desain logo, kemasan, media sosial, hingga merchandise. Potensi inilah yang kami arahkan untuk dikembangkan secara sistematis melalui teaching factory dan business center,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah Teaching Factory (TEFA), yang memungkinkan siswa mengerjakan proyek-proyek nyata dari UMKM, instansi, atau komunitas lokal. Siswa diajak berperan sebagai desainer profesional yang menghadapi kebutuhan klien secara langsung. Selain itu, business center berfungsi sebagai ruang pamer karya dan tempat produksi yang dikelola bersama oleh siswa dan guru.
Optimalisasi juga dilakukan melalui perbaikan manajemen unit usaha sekolah. Struktur organisasi bisnis kecil dibentuk, mulai dari kepala unit, bagian produksi, keuangan, hingga pemasaran. Sistem ini tidak hanya melatih siswa dalam keterampilan desain, tapi juga dalam manajemen dan strategi bisnis.
Kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) turut menjadi kunci penting. Sekolah aktif menjalin kemitraan dengan percetakan, studio desain, agensi digital marketing, hingga pelaku UMKM untuk membuka jalur kerja sama dan distribusi produk siswa.
Tak kalah penting adalah peningkatan kapasitas guru dan siswa. Workshop, pelatihan, hingga sertifikasi kewirausahaan digelar secara berkala untuk memastikan seluruh elemen memiliki mindset bisnis dan inovasi yang kuat.
Melalui pendekatan ini, SMK Dr. Soetomo Cilacap tidak hanya mencetak lulusan yang siap masuk industri kreatif, tapi juga siap bersaing sebagai pelaku usaha mandiri. Edupreneurship kini menjadi nafas baru dalam dunia pendidikan vokasi membawa sekolah dari ruang kelas ke dunia nyata bisnis kreatif yang dinamis.
“Dengan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak, kami percaya edupreneurship bisa menjadi fondasi kuat dalam membentuk lulusan yang mandiri, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan,” pungkas Marwanto.


