Seputar BanyumasSeputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Pencarian
  • Home
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Ikuti Kami
© 2025 Seputar Banyumas. All Rights Reserved.
Seputar Banyumas > Artikel > Jateng > Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Ancam Ketahanan Pangan
Jateng

Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Ancam Ketahanan Pangan

Djamal SG
Terakhir diperbarui: 28 Oktober 2025 10:05
Djamal SG
Membagikan
tatv Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Ancam Ketahanan Pangan
Ketua DPRD Jateng Sumanto (ketiga dari kiri) saat menjadi narasumber dalam acara di TATV Solo. (dok DPRD Jateng)
Membagikan
tatv Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Ancam Ketahanan Pangan
Ketua DPRD Jateng Sumanto (ketiga dari kiri) saat menjadi narasumber dalam acara di TATV Solo. (dok DPRD Jateng)

SOLO – Alih fungsi lahan pertanian di Jawa Tengah (Jateng) bisa mengancam ketahanan pangan. Apalagi, Jateng menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan luas lahan sawah yang signifikan.

Hal itu dikatakan Ketua DPRD Jateng Sumanto saat menjadi narasumber Program Aspirasi Jateng “Upaya Jawa Tengah Wujudkan Ketahanan Pangan” di Studio TATV Solo, belum lama ini. Sumanto menjelaskan fenomena di Jateng, setiap tahun luas lahan pertanian berkurang 2 hingga 3 persen. Lahan tersebut beralih menjadi fungsi non pertanian seperti permukiman, industri, hingga jalan tol. Ia berharap Bupati/Walik Kota selektif dalam memberikan izin pembangunan untuk mengerem maraknya alih fungsi lahan pertanian.

“Kami di provinsi sudah membuat Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), tanah lestari kita tingkatkan. Saya berharap Bupati/Walikota selektif karena petani mau tanam padi yang dibutuhkan tanah,” ujar Sumanto.

Sumantao mengatakan, selama ini Jateng menempati posisi kedua sebagai lumbung pangan nasional. Posisi pertama ditempati Jawa Timur karena memiliki lahan pertanian lebih luas. Ia meminta posisi ini tetap dipertahankan. Sebab, membuat lahan pertanian baru akan membutuhkan waktu lama. Karena itu, ia berharap lahan pertanian yang sudah ada bisa dilestarikan.

Baca juga  Ada Ngolah Roso Hingga Rembugan, Begini Kata Ketua DPRD Jateng Soal Kepemimpinan

“Membuat lahan pertanian dari hutan menjadi lahan yang bisa ditanami padi prosesnya lama. Contohnya program food estate kan juga tidak mudah, tidak bisa instan,” katanya dalam acara yang dipandu Host Nurkholis dan Okfied Sosendar tersebut.

Dia mengatakan, alih fungsi lahan yang marak membuat ketahanan pangan daerah menjadi rentan. Pasalnya, dengan semakin sedikitnya lahan pertanian produktif yang tersisa, potensi produksi pangan bisa tergerus.

“Kalau tren ini terus berlanjut tanpa mitigasi yang efektif, maka ketahanan pangan bisa terancam. Ke depan anak cucu kita mau makan apa?” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.

Dia menegaskan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Jawa Tengah ditetapkan sebagai penopang sumber pangan nasional. Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi penopang ketahanan pangan.

“Sektor pangan ini bisa menjadi penopang untuk menumbuhkan perekonomian. Kalau sektor ini naik signifikan, akan memberikan dampak ke masyarakat,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Endi Faiz Effendi mengatakan, pangan menjadi isu nasional. Pasalnya bakal terjadi kenaikan populasi global secara eksponensial. Ia mengungkapkan, menurut perkiraan, 25 tahun lagi akan terjadi kenaikan 33 persen populasi global sehingga kebutuhan protein naik 70 persen. Karena itu, perikanan menjadi sektor strategis untuk menopang ketahanan pangan.

Baca juga  Sekolah Demokrasi Muhammadiyah Dilangsungkan, Ini Harapan Bupati Kebumen

“Perikanan punya peran memenuhi kebutuhan protein. Menurut penelitian, 1 gram ikan mengandung 0,22 gram protein, lebih tinggi dibandingkan telur. Sementara ikan mengandung omega 3, senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak,” ujarnya.

Ironisnya, tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah masih rendah, rata-rata hanya 41,14 kilogram per orang per tahun. Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata nasional yang sebesar 54,14 kilogram per orang per tahun. Tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah tersebut nomor dua terbawah di Indonesia dan hanya kalah dengan DIY.

Endi menjelaskan, banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut. Yaitu persepsi negatif di masyarakat yang menyebutkan makan ikan bikin cacingan dan masih mahalnya harga ikan.

“Persepsi negatif ini terjadi karena kemiskinan. Karena harga ikan mahal, digulirkan mitos makan ikan bikin cacingan. Ini terutama terjadi pada daerah pedalaman. Produksi ikan selama ini di laut, karena rantainya panjang, maka harga ikan jadi mahal,” paparnya.

TAG:ketua DPRD Jateng
Artikel Sebelumnya roeg Sumanto Dorong Kepala Desa Buat Perdes untuk Nanggap Kesenian Sumanto Dorong Kepala Desa Buat Perdes untuk Nanggap Kesenian
Artikel Selanjutnya img 20251028 wa0004 Inovasi Polantas Menyapa, Layanan SIM Keliling Hari Ini Hadir di Kecamatan Bobotsari Inovasi Polantas Menyapa, Layanan SIM Keliling Hari Ini Hadir di Kecamatan Bobotsari

Tetap Update Berita Terbaru!

Follow akun media sosial Seputar Banyumas dan jangan lewatkan kabar penting seputar Banyumas dan sekitarnya!
FacebookSuka
XMengikuti
InstagramMengikuti
YoutubeSubscribe
TiktokMengikuti
- Advertisement -
Sumpah Pemuda

Mungkin Anda Suka

DPRD Jateng
Jateng

DPRD Jateng Harus Berikan Kanal untuk Aspirasi Masyarakat

Oleh Djamal SG
budidaya ikan beong
Jateng

Dorong Budidaya Ikan Beong, Sumanto: Kalau Bisa Dua Bulan Sudah Panen

Oleh Djamal SG
Hari Wayang
Jateng

Hari Wayang di Kebumen 2025: Ini Perincian Berbagai Lomba

Oleh Djamal SG
kerajinan bambu
BanjarnegaraBeritaJateng

Keren! Kerajinan Bambu Asal Banjarnegara Ini Tembus Pasar Eropa

Oleh Syarif TM
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
Ikuti Kami
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Kebijakan Privasi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lupa password?