Seputar BanyumasSeputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
  • Beranda
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Pencarian
  • Home
  • Banyumas
  • Cilacap
  • Purbalingga
  • Banjarnegara
  • Jateng
  • Nasional
  • Olahraga
  • Plesiran
  • Ragam
  • Risalah
  • Opini
  • Indeks
Ikuti Kami
© 2025 Seputar Banyumas. All Rights Reserved.
Seputar Banyumas > Artikel > Risalah > Dokter Angka, Pahlawan Asal Banjarnegara yang Namanya Diabadikan di Purwokerto
Risalah

Dokter Angka, Pahlawan Asal Banjarnegara yang Namanya Diabadikan di Purwokerto

Syarif TM
Terakhir diperbarui: 23 Mei 2025 15:09
Syarif TM
Membagikan
Raden Anggoro Kasih Prodjosoedirdjo atau dr Angka
Raden Angka Prodjosoedirdjo adalah salah satu pendiri organisasi Budi Utomo. (Dok Kemdikbud)
Membagikan
Raden Anggoro Kasih Prodjosoedirdjo atau Dokter Angka
Raden Angka Prodjosoedirdjo adalah salah satu pendiri organisasi Budi Utomo. (Dok Kemdikbud)

SEPUTARBANYUMAS.COM – Nama dr Angka sang pahlawan kemerdekaan yang kini namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kota Purwokerto, namun siapa sangka dokter dengan nama lengkap Raden Anggoro Kasih Prodjosoedirdjo atau Raden Angka ini lahir di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara pada 13 Desember 1887.

Raden Angka atau dr Angka merupakan putra dari pasangan Raden Prajadiwiryo dengan Raden Ayu Prajadiwiryo yang saat itu menjabat sebagai Camat Madukara Banjarnegara. Sejak kecil, Raden Angka ini hidup bersama kakek dari jalur ibunya, Patih Banyumas, Raden Sontodiredjo.

Raden Angka kecil menempuh pendidikan di Holland Indische School (HIS) selama selama 7 tahun, dan melanjutkan pendidikan di Hoogere Burger School selama 5 tahun, dan pada 4 Januari 1904, Raden Angka menempuh pendidikan lanjutan di Stovia.

Raden Angka lulus dari Stovia dengan predikat cumlaude pada 30 Juli 1912, atas prestasinya tersebut, dr Angka muda mendapatkan cinderamata dari Stovia berupa kuku macan, dan jam saku berantai dengan gantungan terbuat dari emas.

Stovia atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra), merupakan sekolah kedokteran pertama di Hindia Belanda yang didirikan untuk mendidik dokter pribumi. Sekolah ini kemudian menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Baca juga  Kriteria Ahlul Qur’an yang Memiliki Kedudukan Tinggi di Sisi Allah

Usai lulus dari Stovia, dokter Angka pernah bertugas di beberapa wilayah, mulai dari Semarang, Brebes, Bogor, Purbalingga, Kendal, Banyumas, hingga Kabupaten Pemalang pada tahun 1935, pada tahun itu, dr Angka mendapatkan tugas untuk pemberantasan penyakit frambosia yang saat itu merebah di Pemalang, termasuk penanganan penyakit malaria di Cilacap berama dengan UNICEF tahun 1954.

Dikutip dari beberapa sumber, dr Angka juga menjadi saksi pendirian Boedi Oetomo oleh para pelajar Stovia tahun 1908, bahkan pada tahun 1967, dr Angka juga membuat surat tertulis tentang kesaksian hidup mengenai pendirian Boedi Oetomo sebagai jawaban dari surat Sardjito.

Bahkan, pada waktu itu, dr Angka yang baru berusia 21 tahun sudah menjadi bendahara Boedi Oetomo. Setelah Kemerdekaan, dr Angka diminta untuk menandatangani surat pernyataan sebagai perintis kemerdekaan agar mendapatkan tunjangan dari pemerintah.

Namun, saat itu dirinya menolak dengan alasan bahwa apa yang dilakukannya merupakan satu kewajiban dan tanggung jawab kepada pemerintah beserta rakyat Indonesia, tanpa mengharap imbalan apapun. Bahkan, dalam sebuah wawancara, dr Angka menyebutkan bahwa dirinya merasa kecil dan tidak ikut berjasa.

Baca juga  Tiga Pilar Hijrah Untuk Perubahan Menuju Kehidupan Islami Sesuai Al Qur'an dan Hadits

Sikap rendah hati inilah yang menjadikan namanya hingga kini masih tetap harum, bahkan meski dilahirkan di Banjarnegara, tepatnya di Kecamatan Madukara, nama besar Raden Anggoro Kasih Prodjosoedirdjo atau dokter Angka kini diabadikan sebagai nama jalan di Purwokerto.

Dokter Angka sendiri menikah dengan Raden Adjeng Sudijah, puteri dari pasangan Raden Purwasudirjo dengan Raden Ayu Samsirin Purwasudirjo, dari pernikahannya, dr Angka dikaruniai 7 orang anak.

Setelah pensiun, dr Angka mendirikan apotik pertama di Purwokerto. Dengan menempati paviliun rumahnya yang ada di Jalan Jendral Gatot Soebroto nomor 36 Purwokerto pada tahun 1949 bersama beberapa dokter du Purwokerto. Namun usahanya tidak berlangsung lama, pada tahun 1970 apotik tersebut dijual karena para pemegang saham pindah dari Purwokerto dan menarik semua sahamnya.

Dokter Angka meninggal di usia 88 tahun dan dimakamkan di Pesarean Keluarga yang ada di Sokaraja, sang pahlawan dimakamkan di samping makam isterinya yang meninggal lebih dulu, pada 1968 dalam usia 75 tahun.

TAG:dokter angkadr angkaJalan dr angkakisah dokter angkaraden anggoro kasih prodjosoedirdjoraden angka
Artikel Sebelumnya IMG 20250523 WA0007 Terekam CCTV, Aksi Perempuan Gasak Uang di Warung Brilink Cipari Cilacap Terekam CCTV, Aksi Perempuan Gasak Uang di Warung Brilink Cipari Cilacap
Artikel Selanjutnya Tradisi apit-apitan atau sedekah bumi Tradisi Apit-Apitan di Desa Rawaheng, Bentuk Syukur dan Lestarikan Budaya

Tetap Update Berita Terbaru!

Follow akun media sosial Seputar Banyumas dan jangan lewatkan kabar penting seputar Banyumas dan sekitarnya!
FacebookSuka
XMengikuti
InstagramMengikuti
YoutubeSubscribe
TiktokMengikuti
- Advertisement -
Sumpah Pemuda

Mungkin Anda Suka

Ilustrasi umat Islam sedang Sholat, Ujian keimanan seorang muslim, ketaatan sejati umat muslim
Risalah

Ujian Ketaatan Sejati Umat Muslim, Jangan Sampai Masuk Kategori Orang Munafik

Oleh Bahron Ansori
Ahlul Qur'an
Risalah

Cahaya di Tengah Kegelapan, Cek Cara Mendapatkannya Dalam Agama Islam

Oleh Bahron Ansori
Makam Sunan Giri Pit di Banjarnegara merupakan bukti sejarah masuknya Islam di Banjarnegara. (dok.Pemkab Banjarnegara)
BanjarnegaraRisalah

Menguak Jejak Tokoh dan Sejarah Masuknya Islam di Banjarnegara

Oleh Syarif TM
Alquran
Risalah

Makna dan Keutamaan Surat Al Fatihah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Oleh Bahron Ansori
Seputar BanyumasSeputar Banyumas
Ikuti Kami
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Terms of Service
  • Kebijakan Privasi
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lupa password?